3 Dampak Fenomena Gerhana Bulan Merah di Sejumlah Wilayah Indonesia

BMKG juga mengungkap, saat fenomena gerhana bulan terjadi dilaporkan ada 11 wilayah di Tanah Air berpotensi banjir rob.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2021, 18:02 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2021, 18:02 WIB
Ilustrasi gerhana bulan total
Ilustrasi gerhana bulan total (Screenshot of Twitter/@NASAMoon)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena gerhana bulan atau super blood moon yang terjadi Rabu, 26 Mei malam kemarin tidak hanya menyisakan keindahan, namun juga berdampak pada naiknya permukaan air laut di sejumlah wilayah Indonesia. 

Salah satunya di Kabupaten Gunungkidul. Dilaporkan ketinggian gelombang laut di Pantai Baron mencapai lebih dari 4 meter. 

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) juga mengungkap, saat fenomena gerhana bulan terjadi dilaporkan ada 11 wilayah di Tanah Air berpotensi banjir rob.

"Yang berbarengan dengan fenomena ini ada air pasang dapat menyebabkan bajir rob di Indonesia, ada 11 wilayah," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko PrasetyoEko saat dikonfirmasi, Kamis (27/5/2021).

Eko juga memprediksi akan ada sembilan titik ambang batas banjir rob di Tanah Air dengan ketinggian mencapai 3 meter setelah fenomena super blood moon terjadi. 

Berikut sederet dampak yang ditimbulkan saat gerhana bulan merah terjadi di wilayah Indonesia dihimpun Liputan6.com:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Ketinggian Banjir Rob di 9 Titik Bisa Capai 3 Meter

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo memprediksi ada sembilan titik banjir rob dampak pasang air laut pasca fenomena gerhana bulan merah, Rabu 26 Mei 2021.

Ambang batas banjir rob bahkan bervariasi, mulai dari 1 meter hingga hampir 3 meter. Selain itu, tipe pasang airnya pun juga berbeda di tiap titik lokasinya.

Berikut data 9 titik ambang batas banjir rob di Indonesia, menurut data BMKG:

1. Tanjung Priok: Tipe pasang campuran condong ke harian tunggal dengan ketinggian 120 cm

2. Tanjung Mas: Tipe pasang campuran condong ke harian ganda dengan ketinggian 105 cm

3. Cilacap: Tipe pasang campuran condong ke harian ganda dengan ketinggian belum terkonfirmasi

4. Tanjung Perak: Tipe pasang campuran condong ke harian ganda dengan ketinggian 290 cm

5. Benoa-Bali: Tipe pasang campuran condong ke harian tunggal dengan ketinggian belum terkonfirmasi

6. Pontianak: Tipe pasang campuran condong ke harian tunggal dengan ketinggian 250 cm

7. Makassar: Tipe pasang campuran condong ke harian tunggal dengan ketinggian 130 cm

8. Belawan: Tipe pasang campuran condong ke harian ganda dengan ketinggian 250 cm

9. Biak: Tipe pasang campuran condong ke harian ganda dengan ketinggian 140 cm di perairat utara dan 170 cm di perairan selatan.

 

 

2. 11 Wilayah Mengalami Air Pasang

Dampak lainnya dari fenomena gerhana bulan merah dapat menyebabkan banjir rob di 11 wilayah di Indonesia. 

Eko menambahkan kondisi pasang air tersebut terjadi dalam rentang waktu 26 Mei hingga 31 Mei 2021. Kemudian, terjadi perbedaan ketinggian dan juga waktu kejadian di 11 wilayah tersebut.

"Iya jadi beda-beda (tidak serentak dengan ketinggian yang sama)," ungkap dia.

Berikut data pasang air sesuai prediksi BMKG yang terjadi di 11 wilayah di Indonesia bersama dengan rentang waktunya:

1. Sumatera Utara: 26 Mei 2021

2. Batam: 26 Mei 2021

3. Banten: 28-30 Mei 2021

4. Jakarta: 28-30 Mei 2021

5. Jawa Tengah: 29-31 Mei 2021

6. Jawa Timur: 26-29 Mei 2021

7. Kalimantan Barat: 26 Mei 2021

8. NTT: 26-28 Mei 2021

9. Sulawesi Utara: 26 Mei 2021

10. Maluku: 26 Mei 2021

11. Papua: 26 Mei 2021

3. Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Gunungkidul

Fenomena alam gerhana bulan merah juga mengakibatkan gelombang tinggi di Pantai Selatan Gunungkidul. Sejak Selasa, 25 Mei hingga Rabu 26 Mei 2021, gelombang tinggi menghantam sejumlah pantai di selatan Kabupaten Gunungkidul.

Seperti Pantai Baron, gelombang laut mencapai ketinggian lebih dari 4 meter. Air laut bahkan sampai ke bibir talud yang semula berada sekitar 100 meter dari bibir pantai. 

 

Syauyiid Alamsyah

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya