Pemerintah Indonesia Targetkan Angka Stunting Menurun 2024 Mendatang

Menko PMK Muhadjir Effendy menargetkan angka stunting Indonesia hanya mencapai 14 persen.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 06 Jun 2021, 20:59 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2021, 20:59 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy. (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia bekerja keras untuk menurunkan angka stunting gagal pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menargetkan angka stunting Indonesia hanya mencapai 14 persen.

Muhadjir mengatakan, angka stunting di Indonesia masih meningkat yakni sebanyak 27,79 persen pada 2019.

Peningkatan tersebut karena pandemi, namun diakui untuk 2020 dirinya belum mendapatkan angka stunting. Muhadjir menyebut, terdapat sejumlah provinsi yang mengalami peningkatan.

"Ada beberapa provinsi yang memang angka stuntingnya masih tinggi ya. Saya kalau boleh menyebut itu NTT, kemudian Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, kemudian sebagian beberapa Provinsi termasuk Kepulauan Nias," ujar Muhadjir, Minggu (6/6/2021).

Dia pun mengaku telah mendatangi wilayah yang stuntingnya tinggi seperti Kepulauan Nias. Kedatangannya tersebut untuk melihat realitas di lapangan terkait stunting.

Dari kedatangannya tersebut, Muhadjir akan merancang sebuah model. Nantinya model tersebut dapat direplikasikan ke wilayah lain dengan berbagai macam penyesuaian tempat.

"Model yang kita rancang akan disesuaikan dengan tempat wilayah itu, karena tiap wilayah memiliki karakter berbeda," terang Muhadjir.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1.000 Hari Emas

Menko PMK Muhadjir Effendy
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy. (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Muhadjir menjelaskan dari jumlah angka stunting, sebanyak 56 angkatan kerja menjadi korban stunting.

Dia menjelaskan, nantinya untuk mencegah hal tersebut akan ada 1.000 hari emas, yakni sembilan bulan didalam kandungan dan dua tahun di dalam susuan ibu.

Menurut dia, 1.000 hari emas merupakan momentum yang akan menentukan perkembangan seorang SDM Indonesia kedepan.

"Untuk stunting yang sudah masuk masa produktif ya sudah lewat, sudah ga bisa ditangani. Hanya tinggal intervensinya lewat menaikan keterampilan," ucap Muhadjir.

Muhadjir menambahkan, Menko PKM bersama Kementerian Sosial dan BKKBN telah memberikan program khusus untuk mencegah stunting, yaitu pemberian beras tertentu dan roti untuk ibu hamil.

Dirinya menuturkan, pemberian roti untuk ibu hamil ditujukan untuk mendapatkan asam folat yang cukup, karena asam folat akan menentukan perkembangan kecerdasan anak dan bayi.

"Karena yang dimaksud stunting itu bukan tubuh yang kecil, bukan. Tapi otaknya yang tidak tumbuh secara optimal. Kalau yang kecil itu biasa tapi otaknya cerdas," tutup Muhadjir.

Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya