Liputan6.com, Jakarta Tak dapat dipungkiri lagi bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh sektor di Tanah Air di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satu yang paling tergerus adalah perekonomian para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Berangkat dari fakta tersebut, Fimela menyadari bahwa industri UMKM perlu bangkit lagi. Semangat untuk mengembangkan usahanya perlu digelorakan lagi. Ya, Fimela ingin membuktikan bahwa pandemi bukanlah akhir dari segalanya.
Baca Juga
Untuk mendukung UMKM nasional dan dalam rangka ulang tahun ke-11 Fimela.com, digelar acara Fimela Magnificent 11 bertema Ayo Bangkit Indonesia. Acara ini pun mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Tarakan.
Advertisement
"Kami ingin mengabarkan berita baik bahwa di pandemi ini masih ada bakti mulya yang dilakukan perajin. Masih ada semangat dari para perajin, desainer, dan kolaborasi yang bisa dilakukan. Oleh karena itu lewat acara Fimela Magnificent ini kami harap bisa memberikan berita baik dan inspirasi ke khalayak bahwa pandemi bukan sudut mati," jelas Amelia Ayu Kinanti, Editor in Chief Fimela dalam sambutannya dalam pembukaan acara Fimela Magnificent 11 pada Sabtu (5/6).
Dalam kesempatan itu, Ketua Dekranasda Kota Tarakan Siti Rujiah Khairul mengatakan bahwa pihaknya membawa beberapa perajin batik (UMKM) dari daerahnya. Nantinya karya para perajin batik itu akan dikolaborasikan dengan desainer kenamaan Tanah Air, Dana Maulana yang juga pemilik brand Danjyo Hioji.
"Pertemuan kali ini akan memberikan andil besar untuk pengembangan industri kerajinan di Kota Tarakan, salah satu yang sedang berkembang adalah industri kecil batik yang menghadirkan motif batik khas Kota Tarakan dengan pewarnaan alam," jelas Siti.
Selain itu, Wali Kota Tarakan, Khairul juga menegaskan bahwa kolaborasi antara perajin batik, desainer, dan Fimela merupakan salah satu cara untuk saling mendukung.
"Kegiatan ini adalah upaya untuk saling menguatkan, yaitu menguatkan UMKM di situasi yang sangat sulit ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Fimela dan stakeholder atas terselenggaranya acara ini," jelas Khairul.
Karya Perajin Dikreasikan dalam Busana Modern
Untuk mendukung karya-karya perajin batik Kota Tarakan, Fimela juga menghadirkan kain batik yang diaplikasikan dalam busana modern.
Lewat ide kreatif, Dana Maulana pun berhasil menyelesaikan 11 koleksi batik khas Tarakan, yaitu Julak Batik, Mersiah Tenun, Batik Pakis Asia, Tenun Ikat Lima Permata, Bati De Erte. Semua batik itu diproduksi selama delapan hari hingga menghasilkan Mini Collection 2021 'BAIS' hasil kolaborasi produk UMKM Kota Tarakan.
Biar kalian tidak penasaran, yuk cek beberapa koleksi yang dihadirkan dalam sesi fashion show batik khas Kota Tarakan berikut ini:
Advertisement
Motif Mersiah Tenun dan Tenun Lima Permata
Talkshow Fashionable dengan Batik Tarakan
Setelah melihat 11 koleksi batik yang diperagakan para model, tak lengkap rasanya jika tidak mendengar kisah inspiratif dari UMKM Kota Tarakan.
Di acara ini, Cak To dan Sri Martini mewakili UMKM Kota Tarakan menceritakan bagaimana akhirnya mereka dapat membuat kreasi batik. Cak To misalnya. Pria berkacamata ini membuat batik tanpa belajar khusus alias otodidak.
Sementara Sri Hartini, membuat batik karena terinspirasi dari rumput laut saat dia berkunjung ke Pantai Amal di Tarakan. Melihat karyanya ditampilkan di acara Fimela Magnificent, baik Cak To ataupun Sri Hartini bukan cuma merasa bahagia, tapi muncul motivasi lain.
"Saya senang sekali dan termotivasi ingin mengembangkan karya batik lainnya," kata Sri Hartini.
Berbeda dengan Cak To yang mengaku bahwa batik karyanya ternyata bisa dikemas apik menjadi busana modern dan masuk golongan milenial. Ya, ternyata kain-kain batik yang diterima Dana diakuinya sangat berkualitas, sehingga sangat mudah untuk diaplikasikan menjadi busana modern apapun.
"Kain ini gampang didesain karena dari warna sangat menarik. Selain itu karena DNA Danjyo Hiyoji adalah anak muda, sudah terbayang mau bikin pakaian seperti apa," jelas Dana.
Untuk diketahui, dalam Mini Collection 'BAIS' itu Dana membuat pakaian dengan potongan oversize, siluet yang rileks fit.
"Jadi memang kami ingin menciptakan sesuatu yang terlihat lebih santai, ready to wear, dan modern," jelas Dana yang mengungkapkan bahwa pilihan warna batik Tarakan seperti hijau, cokelat, dan kuning sangat berani.
Dengan digelarnya acara ini, Dana berharap agar kerja sama dengan Kota Tarakan tak berhenti sampai di visual show saja. Selain Dana, Siti pun mengaku bahwa batik yang diproduksi UMKM Tarakan ternyata menjanjikan untuk dipasarkan lebih luas.
"Alhamdulillah kami mendapatkan inspirasi yang cukup baik. Dari model yang ditampilan, ternyata batik Tarakan dapat digunakan untuk remaja, orang dewasa, dan yang menggunakan hijab juga bisa dimodifikasi lagi jadi lebih menarik. Dengan adanya fashion show ini kami berharap produk kami bisa laku dipasaran bahkan ke mancanegara," harap Siti.
(Adv)
Advertisement