BPBD Maluku Tengah Ungkap Ada 3 Desa Terdampak Gempa Magnitudo 6,1

Ada pun tiga desa yang dilaporkan mengalami keretakan akibat gempa adalah Desa Tehoru, Saunuru, serta Desa Yaputih.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2021, 10:01 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2021, 20:26 WIB
Gempa Hari Ini di NTB dan NTT Tidak Berpotensi Tsunami
Hari ini, Jumat, 30 Desember 2016, gempa guncang Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. (Ilustrasi Gempa: cdn.abclocal.go.com)

Liputan6.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah melaporkan ada tiga desa yang terdampak saat gempa magnitudo 6,1 mengguncang, pukul 13:43:08 WIT. Meski begitu tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. 

Hal ini diungkap Kepala Satlak BPBD Kabupaten Maluku Tengah Abdulatif Kelly yang dihubungi dari Ambon, Rabu (16/6/2021) petang. 

"Untuk sementara kami telah berkoordinasi langsung dengan sejumlah kepala desa dan dilaporkan tidak ada korban jiwa atau luka-luka. Tetapi untuk kerugian material memang ada berupa kerusakan rumah penduduk," kata Abdulatif Kelly dilansir Antara.

Ada pun tiga desa yang dilaporkan mengalami keretakan akibat gempa adalah Desa Tehoru, Saunuru, serta Desa Yaputih.

Menurut Abdullatif, tim BPBD langsung turun ke lapangan pascagempa tektonik guna melakukan pengecekan secara menyeluruh terkait kondisi di lapangan. 

"Tetapi untuk sementara tidak ada korban jiwa berdasarkan konfirmasi BPBD dengan para kepala desa melalui sambungan telepon. Namun, untuk kerusakan bangunan berupa retak-retak pada rumah-rumah penduduk," jelas Abdulatif.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Luruskan Isu Permukaan Air Laut Naik

Meski getaranya terasa hampir di semua desa, namun untuk rumah warga yang mengalami kerusakan  untuk sementara ada tiga desa. Tim BPBD sementara turun guna melakukan pendataan.

Abdullatif juga meluruskan isu terjadinya kenaikan permukaan air laut pascagempa, karena terjadi sebenarnya adalah air pasang dan surut selama beberapa menit.

"Kalau banyak warga yang mengungsi ke tempat lebih tinggi itu wajar sebab mereka sudah diberikan sosialisasi agar selalu waspada dan segera berlari ke kawasan yang lebih tinggi dari permukaan laut bila sewaktu-waktu terjadi gempa bumi yang cukup kuat," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya