Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma mengungkap pihaknya sedang menyiapkan aplikasi dompet digital yang akan digunakan para penerima bantuan sosial (bansos) untuk berbelanja.
Inovasi itu demi mencegah potensi penyelewengan dana bansos dalam penyalurannya ke masyarakat. Di samping juga guna meningkatkan layanan kepada penerima manfaat (bantuan), sekaligus menjadi alat kontrol efektif dalam penggunaan bantuan sosial.
Baca Juga
Risma mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Fintech Indonesia untuk menyiapkan aplikasi tersebut.
Advertisement
"Saya sudah dapat izin BI, OJK dan akan dibantu oleh anak-anak muda dari Fintech Indonesia, untuk menyiapkan aplikasi. Nanti dengan aplikasi itu, penerima manfaat tidak harus belanja di E-Warong, tapi bisa ke tempat lain. Selain itu, juga bisa untuk memonitor apakah bantuan dibelanjakan sesuai kebutuhan atau di luar itu. Misalnya untuk membeli rokok atau minuman keras. Kan, tidak boleh untuk membeli rokok atau minuman keras," kata dia dalam keterangan tulis, Selasa (27/7/2021).
Penggunaan aplikasi tersebut merupakan salah satu dari tiga strategi Risma untuk mencegah celah korupsi dalam penyaluran bansos. Dua jurus lainnya adalah dengan melakukan sinkronisasi dan pemadanan data dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Kementerian Dalam Negeri.
"Maka itu, beberapa waktu lalu saya memutuskan untuk menidurkan lebih dari 21 juta data. Karena di dalamnya ada data ganda. Pemadanan dengan NIK untuk memastikan ketepatan sasaran penyaluran bansos," kata Risma.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Patuhi Protokol Kesehatan
Sebelumnya, Risma mengatakan pemerintah memang membantu masyarakat melalui bantuan sosial (bansos) bagi mereka yang terdampak pandemi Covid-19. Namun, itu bisa saja tidak dilakukan terus-menerus.
Hal ini disampaikannya saat memantau penyaluran bansos di Kantor Pos Kota Tuban, Jawa Timur, Sabtu, 24 Juli 2021.
Karena itu, dia berharap masyarakat bisa bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan disiplin menjalani protokol kesehatan.
"Kalau kita tidak mematuhi protokol kesehatan, maka virus ini akan terus bermutasi. Kita tidak selesai-selesai. Kita tidak bisa menggerakkan ekonomi," ungkap Risma.
Advertisement