JK Sebut Amerika Ingin Terjadi Perang Saudara di Afghanistan

Menurut JK, perang saudara yang diharapkan terjadi di Afghanistan sepeninggal pasukan AS tidak terwujud lantaran Taliban diyakini datang untuk berdamai.

oleh Yopi Makdori diperbarui 21 Agu 2021, 15:15 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2021, 15:15 WIB
jusuf kalla
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bertemu Menteri Agama dan Haji Republik Islam Afghanistan, Mohammad Qasim Halimi di Istana Presiden Afganistan Char Chinar Palace di Kabul, Rabu (23/12/2020). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla atau JK mengatakan, bahwa hengkangnya Amerika Serikat (AS) dari tanah Afghanistan memilik maksud lain. Dia menilai, negara adidaya itu ingin terjadi perang saudara antara milisi Taliban dengan tentara Afganistan sepeninggal AS.

Namun taktik itu menurut JK gagal dijalankan di Afghanistan. Pasalnya, saat pasukan AS angkat kaki dari sana, tentara Pemerintah Afganistan yang diharapkan menyerang Taliban justru tak berbuat apa-apa.

“Yang terjadi sebenarnya Amerika mengharapkan ada perang saudara antara tentara pemerintah Afghanistan yang dilatih Amerika dengan Taliban. Dan kita tahu semua, ketika AS mau pergi, Taliban maju, (kemudian) tentara-tentara pemerintah tidak ada yang melawan. Tak mau ada perang saudara," ucap JK dalam sebuah diskusi daring pada Sabtu (21/8/2021).

Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban, menurut JK, bukan gegara milisi itu hebat. Akan tetapi karena mundurnya para tentara Afganistan.

"Tentara Pemerintah Afghanistan justru meninggalkan, tidak mau berperang, dan menurut saya inilah solusi yang terbaik, tidak terjadi perang saudara," katanya.

Andaikan sampai meletus perang saudara di Afghanistan, JK memprediksi akan mengakibatkan kerusakan yang amat fatal pada negara itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Taliban Ingin Damai

FOTO: Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Para diplomat Amerika Serikat telah dipulangkan dari kkedutaan mereka di Afghanistan. (AP Photo/Zabi Karimi)

JK mengungkapkan bahwa sebenarnya milisi Taliban di Afghanistan cinta perdamaian. Menurutnya, Taliban sudah sejak lama menginginkan perdamaian dengan pemerintah Afghanistan.

"Waktu saya berbicara dengan mereka, mereka sebenarnya ingin damai. Ingin kompromi dengan pemerintah, ingin power sharing. Tapi yang paling resah di Afghanistan itu justru Amerika," ujar JK.

Menurut JK, AS enggan hengkang dari Afghanistan lantaran takut mempermalukan dirinya sendiri. Pasalnya mereka tak mau jika pengalaman di Vietnam terulang, di mana negara adidaya itu dicap gagal dalam memerangi komunis.

"Karena itu dia menerima suatu perundingan yang pada akhir tahun lalu disetujui bahwa AS akan meninggalkan Afghanistan. Itu sebenarnya perang 20 tahun perang terlama dalam sejarah Amerika. Dan perang yang tidak dimenangkan oleh Amerika," ujarnya.


Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya