Liputan6.com, Tokyo - Jepang pada Rabu (19/2/2025) mengatakan pihaknya mendorong pemerintah Taliban untuk menghormati hak asasi manusia dalam pertemuan diplomatik langka dengan pejabat senior Afghanistan yang berkunjung ke negara tersebut.
Beberapa pejabat tinggi Taliban telah diundang oleh Nippon Foundation, organisasi nonprofit yang berbasis di Tokyo mengatakan kepada AFP, dalam sebuah lawatan yang dilaporkan berlangsung selama satu minggu.
Baca Juga
Lawatan tersebut merupakan yang pertama bagi anggota pemerintah Taliban berkunjung ke Jepang sejak kelompok itu mengambil alih kembali Afghanistan pada 2021, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (20/2).
Advertisement
Toshihide Ando, kepala biro hubungan Timur Tengah dan Afrika di Kementerian Luar Negeri Jepang, bertemu dengan seorang pejabat senior Afghanistan pada Selasa (18/2), ungkap seorang pejabat kementerian kepada AFP.
Ia "mendorong mereka untuk menghormati hak asasi manusia dan mempromosikan proses politik yang inklusif," ujar pejabat tersebut.
Otoritas Taliban telah menerapkan interpretasi keras dari Hukum Islam pada warga sipil di Afghanistan, termasuk menerapkan kembali hukum cambuk dan eksekusi di muka umum.
Hak perempuan untuk mengakses pendidikan, pekerjaan, dan sejumlah area publik telah dilarang. PBB menyebut tindakan tersebut sebagai "apartheid gender."
Kementerian Luar Negeri Jepang menolak untuk menyebutkan siapa pejabat Taliban yang bertemu dengan Ando, namun media di Afghanistan telah mengatakan kelompok pejabat yang ikut dalam lawatan tersebut mencakup mereka yang mengurusi bidang pendidikan tinggi dan kebijakan luar negeri.
Lawatan ke Sejumlah Negara
Pemerintah Taliban telah melakukan lawatan rutin ke sejumlah negara tetangga, termasuk negara-negara di Asia Tengah, Rusia serta China.
Namun, mereka baru berkunjung ke Eropa secara resmi ketika menghadiri konferensi diplomasi di Norwegia pada 2022 dan 2023.
Kedutaan Besar Jepang di Kabul sementara dipindahkan ke Qatar menyusul jatuhnya pemerintahan Afghanistan sebelumnya, yang didukung oleh pemerintah asing, dan pengambilalihan oleh Taliban pada 2021.
Namun, Jepang telah kembali membuka dan melanjutkan aktivitas diplomatik dan kemanusiaan di Afghanistan.
Sebagai pelaksana lawatan tersebut, Nippon Foundation menyoroti "kondisi kejam di mana perempuan dan anak-anak di Afghanistan dipaksa hidup di dalamnya."
"Kami ingin mereka mengakui kebutuhan untuk menerima bantuan kemanusiaan yang luas dari masyarakat internasional untuk kelompok rentan," ujar yayasan tersebut kepada AFP saat menjelaskan mengapa mereka mengundang Taliban untuk berkunjung.
Advertisement
