Eks Dubes RI Sebut Taliban Sedang Fokus Mengurusi Domestiknya

Makarim Wibisono memandang Taliban yang sudah menguasai Afghanistan belum berdampak terhadap Indonesia lantaran masih mengurusi domestiknya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Sep 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2021, 17:30 WIB
Denyut Ekonomi Afghanistan usai Berkuasanya Taliban
Orang-orang berlalu-lalang di jalanan menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu (4/9/2021). Setelah 20 tahun digulingkan, kelompok Taliban kembali menguasai Afghanistan. (AP Photo/Wali Sabawoon)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prof Makarim Wibisono memandang Taliban yang sudah menguasai Afghanistan belum berdampak terhadap Indonesia lantaran masih mengurusi domestiknya.

Hal ini disampaikannya dalam Webinar Moya Institute bertajuk 'Dampak Berkuasanya Kembali Taliban Bagi Keamanan Indonesia' pada Jumat 10 September 2021.

"Sebelum pandemi, separuh penduduk Afghanistan berada dibawah garis kemiskinan. Dan ini bertambah setelah pandemi. Hal inilah yang menjadi fokus bagi Taliban," kata dia dalam keterangannya, Sabtu(11/9/2021).

Dia mengungkapkan, Afghanistan yang multi etnik dan afiliasi politik, merupakan pekerjaan rumah besar juga bagi Taliban. Karena itu, untuk membentuk pemerintah stabil harus mengintergrasikan seluruh faksinya.

"Taliban harus bisa membentuk pemerintah stabil ditengah faksionalisasi ini," ujar Makarim.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Timbul Rasa Khawatir

Pada kesempatan sama, Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto mengatakan, kemenangan Taliban juga menimbulkan kekhawatiran.

Ideologi Islam yang keras dari Taliban dikhawatirkan bisa mengilhami kelompok-kelompok serupa di Indonesia untuk melakukan gerakan serupa.

"Bukan rahasia apabila Taliban ini dinilai oleh publik dunia termasuk Indonesia, sebagai kelompok Islam yang keras dan tekstualis. Hal ini yang menimbulkan kekhawatiran sebagian masyarakat di Indonesia," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya