Upaya Penyelundupan 21 Pekerja Migran Indonesia ke Timur Tengah Digagalkan

Benny Rhamdani menyampaikan pihaknya telah menggagalkan upaya penyelundupan terhadap 21 pekerja migran Indonesia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 13 Sep 2021, 06:29 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2021, 06:29 WIB
Pengagalan Calon Pekerja Migran Ilegal ke Timur Tengah
Kepala BP2MI Benny Rhamdani memberikan keterangan terkait pengerebekan ke rumah yang dijadikan penampungan CPMI, Jakarta, Senin (15/3/2021). Dari hasil penyidikan, BP2MI berhasil mendapatkan pelanggaran terhadap CPMI Non Prosedural/Ilegal yang tidak diberangkatkan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyampaikan pihaknya telah menggagalkan upaya penyelundupan terhadap 21 pekerja migran Indonesia yang rencananya akan diberangkatkan ke Timur Tengah.

Hal tersebut disampaikannya saat meninjau para korban di Balai Latihan Kerja kawasan Batu Ampar, Jakarta Timur.

"Hari ini, lagi-lagi kita melakukan pencegahan penempatan pekerja imigran Indonesia ilegal sebanyak 21 orang," kata Benny, Minggu (12/9/2021).

Seperti dilansir dari Antara, dia mengungkapkan semua pekerja berasal dari Jawa Barat yang tertipu oknum penyalur tenaga kerja. Modus yang dilakukan pelaku adalah mengimingi korban dengan gaji sebesar Rp4 juta per bulan setelah mereka tiba di negara tujuan.

"Bahkan modus yang dilakukan adalah memberikan uang di awal sebesar Rp4 juta hingga Rp5 juta per imigran yang dititipkan untuk keluarga mereka di kampung. Padahal uang itu akan dipotong dari gaji mereka setiap bulan," ungkap Benny.

Perusahaan penyalur tenaga kerja tersebut, kata Benny, memanfaatkan calo sebagai perantara perusahaan dengan korban.

 


Kondisi Sehat

Benny mengatakan seluruh korban dalam kondisi sehat, namun mengalami guncangan psikologi sebab terkejut saat diberitahu petugas bahwa penyalur tenaga kerja yang membawa mereka adalah ilegal.

"Ini adalah upaya kedua kami menggagalkan penyaluran tenaga kerja ilegal setelah pekan lalu kita coba gagalkan di bandara, namun informasi itu bocor. Malam ini pelaku kembali ke Jakarta untuk memberangkatkan lagi, tapi berhasil kami antisipasi," ujarnya.

Menurut pengakuan korban, kata Benny, mereka terpaksa menjadi pekerja migran sebab terdesak dengan kebutuhan ekonomi keluarga di kampung. "Padahal dengan gaji Rp4 juta sampai Rp5 juta itu bisa dipenuhi di Indonesia," katanya.

Hingga saat ini perkara tersebut telah dilimpahkan kepada otoritas berwenang untuk diselesaikan secara hukum.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya