Motif Penyerangan Ustaz di Batam Lantaran Pelaku Tak Suka Kegiatan Ceramah

Polisi menyatakan, tersangka penyerangan ustaz di Batam tidak mengalami gangguan kejiwaan meski sempat dirawat di RSJ.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 27 Sep 2021, 15:14 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2021, 15:11 WIB
Ilustrasi Penangkapan
Ilustrasi Penangkapan (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi meningkatkan status penanganan kasus penyerangan ustaz di Batam, Kepulauan Riau dari penyelidikan ke penyidikan. Polisi menyebut, motif penyerangan tersebut lantaran pelaku tidak suka dengan adanya kegiatan ceramah.

"Dari keterangan tersangka, bahwa tersangka tidak suka dengan kegiatan ceramah keagamaan," tutur Kabid Humas Polda Kepri Kombes Harry Goldenhart saat dikonfirmasi, Senin (27/9/2021).

Menurut Harry, tersangka penyerangan ustaz di Batam ini juga telah didiagnosa bebas dari gangguan jiwa. Hal tersebut pun berdasarkan hasil rekam medis dokter dan pemeriksaan kejiwaan.

"Dari dokter yang pernah merawat di RSJ Aceh dinyatakan sembuh secara klinis dan tinggal minum obat saja," jelas dia.

Atas perbuatannya, tersangka terancam Pasal 351 ayat 1 dan 4 juncto Pasal 352 dengan ancaman pidana penjara 2 tahun 8 bulan.

Sebelumnya, polisi menetapkan pelaku penyerangan ustaz Abu Syahid Chaniago saat berceramah di Masjid Baitusyakur, Batuampar, Batam sebagai tersangka. Peristiwa itu sendiri terjadi pada Senin, 20 September 2021.

Kabid Humad Polda Kepri Kombes Harry Goldenhart membenarkan penetapan tersangka tersebut.

"Iya tersangka," tutur Harry saat dikonfirmasi, Senin (27/9/2021).

Tidak Alami Gangguan Jiwa

Menurut Harry, pelaku telah menjalani tes kejiwaan. Hasilnya, dokter menyimpulkan perbuatannya tidak didasarkan pada gangguan jiwa.

"Dari hasil riksa dokter spesialis kejiwaan RSBP Batam menyimpulkan bahwa perilaku garkum tidak disebabkan oleh gangguan kejiwaan dan direkomendasikan kasus hukum tersangka bisa dilanjutkan," jelas dia.

Dalam penelusuran petugas, tersangka memang pernah menjalani perawatan kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Hanya saja, secara klinis dokter telah menyatakan kesembuhannya.

"Oleh karena itu kasus ini sudah ditingkatkan menjadi penyidikan," Harry menandaskan.

Rentetan Penyerangan Ustaz

Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)
Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Sejumlah kasus penyerangan terhadap ustaz terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Polisi masih terus mengusut rentetat peristiwa yang terjadi itu.

"Kita usut setiap kejadian yang ada," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Kamis (23/9/2021).

Argo memastikan pihak kepolisian akan bekerja sesuai dengan aturan dan prosedur yang ada. Dia pun berharap rentetan peristiwa itu tidak saling berkaitan satu dengan lainnya, seperti kecurigaan dari pihak Muhammadiyah.

"Semoga tidak ada. Tetap melaksanakan tugas sesuai prosedur," kata Argo.

Sekretaris Umum (Sekum) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti curiga adanya aktor intelektual atas sejumlah rentetan kasus penyerangan ustaz yang terjadi di berbagai wilayah.

"Prihatin dan belasungkawa yang mendalam untuk para ustadz menjadi korban kekerasan baik yang wafat maupun yang sedang dirawat. Peristiwa penyerangan ustaz yang terjadi beruntun besar kemungkinan bukan suatu kebetulan. Patut diduga ada yang sedang bermain api," tulisnya dalam akun twitter @abe_mukti yang dikutip Liputan6.com, Kamis (23/9/2021).

"Siapapun aktor dan provokator, jelas mereka bukan orang baik. Karena itu, polisi harus bekerja dengan baik, menangkap, mengungkap, dan menghukum yang bersalah sesuai dengan hukum," sambungnya.

Sebelumnya, seorang ustaz bernama Jamiludin (39), warga Kampung Kaum Utara, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, dibegal pada Selasa 21 September 2021. Saat itu, korban mengendarai sepeda motor, melintas di Kampung Babakan, Mustikasari, Mustikajaya, Kota Bekasi, menuju arah pulang.

Komplotan tersebut juga membacok korban hingga terluka parah lantaran berupaya mempertahankan motornya. Saat ini korban masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Sementara itu, Armand alias Ustaz Alex meninggal dunia setelah ditembak orang tak dikenal (OTK) di Jalan Naen Saba, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, usai menunaikan salat Maghrib berjamaah bersama anaknya yang berusia 5 tahun di masjid sekitar.

Terduga pelaku penembakan itu berjumlah dua orang. Tembakan tersebut, menembus bagian pinggang perut korban hingga melubangi pintu rumah korban.

Adapun peristiwa lainnya, ustaz Abu Syahid Chaniago diserang saat berceramah di Masjid Baitusyakur, Batuampar, Batam pada Senin, 20 September 2021 sekitar pukul 11.15 WIB.

Seorang pria tiba-tiba masuk ke masjid dan menyerang korban. Dalam video yang beredar, puluhan ibu-ibu pengajian yang sedang mendengarkan ceramah berteriak histeris melihat peristiwa tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya