Demokrat Balas PDIP: Era SBY Memperkuat KPK, Era Jokowi? Silakan Rakyat Menilai

Jubir Demokrat merespons pernyataan Sekjen PDIP yang membandingkan pemerintahan Presiden Jokowi dengan Presiden SBY.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 24 Okt 2021, 18:28 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2021, 18:28 WIB
Presiden Jokowi dan SBY mengenakan baju batik
Presiden Jokowi dan SBY mengenakan baju batik

Liputan6.com, Jakarta - Jubir Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyatakan, saat ini bukan waktunya membanding-bandingkan kinerja presiden. Dia mengajak seluruh pihak, terutama elite parpol lebih fokus membantu rakyat yang kesulitan akibat pandemi Covid-19.

Hal ini merespons pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto yang membandingkan kinerja pemerintahan di era Presiden Jokowi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Bukan malah sibuk membanding-bandingkan, apalagi malah sibuk mengklaim prestasi. Lebih baik kita sibuk bantu rakyat, daripada sibuk klaim prestasi. Biarkan rakyat yang merasakan prestasi kita, bukan malah kita sibuk berkoar-koar di media merasa berprestasi, padahal rakyat sedang susah,” kata Herzaky dalam keterangannya, Minggu (24/11/2021).

Dia menyatakan bahwa, setiap pemerintahan tentu memiliki prioritas, masalah, tantangan dan prestasi yang berbeda. Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat ini menyinggung pemberantasan korupsi di tiap-tiap rezim presiden. 

“Tentulah tiap era punya prestasinya masing-masing. Misal, di era Ibu Mega sukses membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi. Era Bapak SBY, memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi. Ya, kalau era Bapak Joko Widodo, apakah KPK semakin kuat atau tidak, silakan rakyat yang menilai,” katanya.

Ingatkan Dampak Pandemi

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra,
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, (Foto: dokumentasi Demokrat)

Herzaky mengingatkan, bahwa selalin krisis kesehatan, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia juga berdampak pada krisis ekonomi.

“Lolos dari krisis kesehatan, kita masih menghadapi krisis ekonomi. Pengangguran dan kemiskinan semakin meningkat. Apalagi sejak pandemi covid-19. Banyak rakyat yang makan pun sulit, karena tidak punya penghasilan selama satu setengah tahun ini. Bahkan, yang sebelumnya tidak termasuk miskin, banyak yang sudah mulai menjual perabotan rumah tangganya untuk bertahan hidup,” katanya.

“Lebih baik para pejabat pemerintahan, maupun elite parpol pendukung pemerintah, fokus pikirkan rakyat. Cari solusi untuk ini,” tambahnya.

Herzaky mengingatkan bahwa jumlah rakyat yang tewas akibat corona sangat banyak, sehingga hal itu tidak bisa dijadikan ajang pamer prestasi pemerintah.

“Lagipula, ratusan ribu nyawa rakyat melayang dan menjadi korban kegagapan dan ketidaksigapan pemerintah mengelola pandemi Covid-19, apa benar pantas mengklaim prestasi? Ratusan ribu rakyat kita yang berduka dan kehilangan anggota keluarganya, lalu masih merasa pemerintah pantas dan berhak mengklaim prestasi? Hati nuraninya di mana,” katany.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya