BMKG Nyatakan Siklon Tropis Paddy Menjauh dari Indonesia

BMKG menerangkan, bibit Siklon Tropis Paddy diidentifikasi mulai muncul sejak 17 November 2021 yang kemudian mengalami peningkatan menjadi sistem Siklon Tropis Paddy mulai pada 22 November 2021.

oleh Yopi Makdori diperbarui 24 Nov 2021, 16:26 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2021, 16:21 WIB
FOTO: Waspada Hujan Angin di Jakarta Dampak Siklon Molave
Pedagang melintas saat hujan mengguyur Jakarta, Senin (26/10/2020). BPBD DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini cuaca berupa potensi terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang dampak dari siklon tropis Molave hingga 27 Oktober 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Siklon Tropis Paddy yang sebelumnya disebut dengan Sistem 90S telah menyingkir dari wilayah Indonesia. Siklon Tropis Paddy disebut-sebut sebagai biang timbulnya anging kencang di sejumlah wilayah di Banten dan Jakarta pada Selasa, 23 November 2021.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, bibit Siklon Tropis Paddy diidentifikasi mulai muncul sejak 17 November 2021 yang kemudian mengalami peningkatan menjadi sistem Siklon Tropis Paddy mulai pada 22 November 2021.

"Sistem Siklon Tropis Paddy secara umum menunjukkan pergerakan sistem yang semakin menjauhi wilayah Indonesia ke arah tenggara hingga selatan kemudian ke arah barat hingga barat daya di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa," kata dia dalam keterangan tulis, Rabu (24/11/2021).

Saat ini sistem Siklon Tropis Paddy berada di posisi 13.8 LS dan 106.9 BT diidentifikasi telah melemah intensitasnya dan dinyatakan punah serta menjadi sistem Ex-Tropical Cyclone yang dikategorikan sebagai "Tropical Low". Di mana kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya kurang dari 35 knot (65 km/jam).

"Suatu kriteria bahwa sistem dikategorikan sebagai Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam). Hingga dua hari ke depan, sistem Ex-TC Paddy diidentifikasi masih persisten di Samudera Hindia Selatan Jawa dengan pergerakan sistem ke arah barat hingga barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia disertai dengan intensitas sistem yang semakin melemah," papar dia.


Tetap waspadai cuaca ekstrem

Waspada Cuaca Ekstrem
Kenderaan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/11/2021). BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang untuk berbagai wilayah di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dengan punahnya kategori Siklon Tropis Paddy mulai hari ini, maka kata Guswanto keberadaan sistem Ex-TC Paddy tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kondisi cuaca secara umum di wilayah Indonesia, di mana fenomena angin kencang sebagai dampak tidak langsung dari keberadaan TC Paddy sebelumnya melanda wilayah Banten dan Jakarta sudah mulai berkurang dan tidak signifikan dalam 24 jam ke depan.

Kendati begitu, untuk mengantisipasi dampak buruk dari potensi cuaca ekstrem, Guswanto mengimbau masyarakat terus mewaspadai kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan longsor.

"Melakukan antisipasi dengan memotong dahan dan ranting pohon yang sudah rapuh/lapuk dan menguatkan atap rumah ataupun tegakan/tiang-tiang/ baliho untuk menghindari adanya korban dan kerusakan lainnya," pintanya.


Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi

Infografis Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi
Infografis Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya