Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Siklon Tropis Paddy yang sebelumnya disebut dengan Sistem 90S telah menyingkir dari wilayah Indonesia. Siklon Tropis Paddy disebut-sebut sebagai biang timbulnya anging kencang di sejumlah wilayah di Banten dan Jakarta pada Selasa, 23 November 2021.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, bibit Siklon Tropis Paddy diidentifikasi mulai muncul sejak 17 November 2021 yang kemudian mengalami peningkatan menjadi sistem Siklon Tropis Paddy mulai pada 22 November 2021.
Advertisement
Baca Juga
"Sistem Siklon Tropis Paddy secara umum menunjukkan pergerakan sistem yang semakin menjauhi wilayah Indonesia ke arah tenggara hingga selatan kemudian ke arah barat hingga barat daya di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa," kata dia dalam keterangan tulis, Rabu (24/11/2021).
Saat ini sistem Siklon Tropis Paddy berada di posisi 13.8 LS dan 106.9 BT diidentifikasi telah melemah intensitasnya dan dinyatakan punah serta menjadi sistem Ex-Tropical Cyclone yang dikategorikan sebagai "Tropical Low". Di mana kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya kurang dari 35 knot (65 km/jam).
"Suatu kriteria bahwa sistem dikategorikan sebagai Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam). Hingga dua hari ke depan, sistem Ex-TC Paddy diidentifikasi masih persisten di Samudera Hindia Selatan Jawa dengan pergerakan sistem ke arah barat hingga barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia disertai dengan intensitas sistem yang semakin melemah," papar dia.
Tetap waspadai cuaca ekstrem
Dengan punahnya kategori Siklon Tropis Paddy mulai hari ini, maka kata Guswanto keberadaan sistem Ex-TC Paddy tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kondisi cuaca secara umum di wilayah Indonesia, di mana fenomena angin kencang sebagai dampak tidak langsung dari keberadaan TC Paddy sebelumnya melanda wilayah Banten dan Jakarta sudah mulai berkurang dan tidak signifikan dalam 24 jam ke depan.
Kendati begitu, untuk mengantisipasi dampak buruk dari potensi cuaca ekstrem, Guswanto mengimbau masyarakat terus mewaspadai kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan longsor.
"Melakukan antisipasi dengan memotong dahan dan ranting pohon yang sudah rapuh/lapuk dan menguatkan atap rumah ataupun tegakan/tiang-tiang/ baliho untuk menghindari adanya korban dan kerusakan lainnya," pintanya.
Advertisement