BNPB: Banjir Rendam 2 Desa dan Akses Jalan di Balangan Kalimantan Selatan

Abdul menjelaskan, kondisi terkini pada wilayah terdampak banjir berangsur surut.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Jan 2022, 18:05 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2022, 18:05 WIB
banjir
Banjir yang merendam permukiman warga di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menyatakan, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan anak sungai di Desa Kaladan, Kecamatan Batumandi dan Desa Sei Batung, Kecamatan Juai meluap. Akibatnya, banjir berdampak pada 86 rumah warga Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Balangan melaporkan banjir juga merendam satu unit sekolah dasar, satu Majelis Ta’lim As-Salam serta 1,5 kilometer jalan yang menjadi akses moda transportasi warga sekitar," kata Abdul dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (8/1/2022).

Abdul menambahkan, BPBD setempat bersama tim gabungan langsung melakukan kaji cepat serta pemantauan terkait peningkatan debit air yang merendam rumah warga.

"Tidak ada warga mengungsi dan korban akibat peristiwa ini," yakin Abdul.

Abdul menjelaskan, kondisi terkini pada wilayah terdampak banjir berangsur surut. BPBD mengimbau untuk warga tetap waspada dan mengikuti instruksi otoritas daerah setempat apabila terjadi hujan yang menyebabkan peningkatan debit air di sekitar rumah warga.

Sebagai informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini untuk Kabupaten Balangan terkait waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada siang, sore dan malam hari ini serta pada Senin (10/1/2022) pagi.

"Kajian inaRISK menunjukkan Kabupaten Balangan memiliki potensi bencana banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada delapan kecamatan," urai Abdul.

 

Puncak Musim Hujan

Abdul mengimbau, masyarakat dan perangkat daerah setempat untuk tetap waspada terhadap puncak musim hujan pada bulan Januari hingga Februari mendatang yang dapat menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi basah, salah satunya banjir.

"Perangkat daerah bersama masyarakat setempat dapat melakukan pemantauan dan pembersihan material pada daerah aliran sungai untuk mengantisipasi terjadinya luapan ketika terjadi hujan lebat sekaligus potensi peningkatan debit air yang menyebabkan banjir di pemukiman warga," dia menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya