Luhut Yakin Puncak Kasus Omicron di Indonesia Tak Setinggi Negara Lain

Menurut dia, Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 12 Jan 2022, 07:15 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2022, 07:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok. Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan terjadi pada awal Februari mendatang. Namun, dia meyakini kenaikan kasus Omicron di tanah air tidak akan setinggi negara-negara lain.

"Dengan berbagai kesiapan dan belajar dari pengalaman yang lalu, saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain," jelas Luhut dikutip dari keterangan persnya, Rabu (12/1/2022).

Menurut dia, Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Hal ini dikarenakan tingkat vaksinasi Covid-19 serta kapasitas testing dan tracing pasien virus corona di Indonesia sudah lebih tinggi.

Selain itu, Luhut menyebut sistem kesehatan Indonesia juga sudah lebih siap. Mulai dari, obat-obatan (termasuk molnupiravir dari Merck), tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, hingga fasilitas isolasi terpusat.

Kendati begitu, dia mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Luhut juga meminta masyarakat tak panik apabila kasus Covid-19 di Indonesia melonjak naik.

"Kasus kemungkinan akan naik tapi kita jangan panik. Kita harus tetap waspada dan terus bekerja sama. Kita harus bersatu padu menghadapi musuh bersama varian Omicron," ujar dia.

"Karena hanya dengan bersatu, kita bisa mengatasi gelombang baru dan keluar dari pandemi Covid-19 ini," sambung Luhut.

Adapun kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 802 per Selasa, 11 Januari 2022. Peningkatan kasus tersebut masih didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri yang baru kembali ke Indonesia.

"Hari ini (Selasa) jumlah kasus mencapai 802 kasus, tetapi sebagian masih disumbangkan oleh PPLN. Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN," ucap Luhut.

Tidak Bepergian ke Luar Negeri

Dia pun mengimbau masyarakat untuk tidak bepergiran dulu keluar negeri dalam 2 sampai 3 minggu depan. Hal ini untuk mencegah masuknya varian Omicron dari pelaku perjalanan luar negeri.

"Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," tutur Luhut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya