Puncak Kasus Omicron Terjadi dalam 35-65 Hari, Ini Penjelasan Menkes Budi

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, beberapa negara sudah mengalami puncak kasus Covid-19 varian Omicron. Biasanya, puncak kasus Omicron terjadi sangat cepat dalam waktu 35 sampai 65 hari.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 16 Jan 2022, 20:51 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2022, 20:40 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin update Omicron dari Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. (Tangkapan Layar YouTube Perekonomian RI)
Menkes Budi Gunadi Sadikin update Omicron dari Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. (Tangkapan Layar YouTube Perekonomian RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, beberapa negara sudah mengalami puncak kasus Covid-19 varian Omicron. Menurut dia, puncak kasus Omicron terjadi sangat cepat dalam waktu 35 sampai 65 hari.

"Beberapa negara sudah mengalami puncak dari kasus Omicron dan puncak tersebut dicapai secara cepat dan tinggi waktunya berkisar antara 35 sampai 65 hari," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).

Adapun kasus Omicron di Indonesia teridentifikasi pada pertengahan Desember 2021, namun lonjakan terjadi pada awal Januari 2022. Dengan begitu, puncak kasus Omicron di Indonesia akan terjadi dalam waktu 35 sampai 65 hari sejak terjadi lonjakan.

"Tergantung kita melihatnya dari mana. Indonesia pertama kali kita teridentifikasi adalah pertengahan Desember, tapi kasus kita mulai naiknya di awal Januari antara 35 sampai 65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi," jelas Budi.

Dia pun meminta masyarakat untuk bersiap mengantisipasi lonjakan kasus varian Omicron tersebut. Namun, masyarakat tak perlu panik apabila terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan.

Budi mengakui tingkat penularan serta kenaikan kasus varian Omicron lebih cepat dan tinggi. Hanya saja, dari kondisi beberapa negara, tingkat pasien yang masuk ke rumah sakit akibat varian Omicron berada jauh lebih rendah.

"Kami sampaikan bahwa sudah terlihat di negara-negara tersebut hospitalisasinya antara 30-40 persen dari hospitalisasi Delta. Jadi walaupun kenaikannya lebih cepat dan tinggi jumlah kasus yang lebih banyak dan penularannya lebih cepat, tapi hospitalisasinya lebih rendah," tutur Budi.

 

Prediksi Puncak Kasus

Sebelumnya, pemerintah memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan berlangsung pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Hal ini berdasarkan trajectory kasus Covid-19 varian Omicron di Afrika Selatan yang diamati pemerintah.

"Dari hasil trajectory (kasus Covid-19) di Afrika Selatan, puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Jokowi, Minggu (16/1/2022).

Dia mengatakan pemerintah akan melakukan berbagai langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi di Indonesia lebih landai dibandingkan dengan negara-negara lain. Sehingga, kata Luhut, sistem kesehatan tak terbebani dengan lonjakan kasus.

Sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah antara lain, penegakkan protokol kesehatan hingga akselerasi vaksinasi Covid-19. Disisi lain, Luhut membuka kemungkinan kembali diberlakukannya pengetatan mobilitas apabila kasus Covid-19 terus melonjak.

"Pengetatan mobilitas akan kita jadikan opsi terakhir untuk melakukan," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya