Latar Arsitek dan Kepala Daerah untuk Kepala Otorita Ibu Kota Baru, KSP: Itu Kriteria Ideal

Presiden Jokowi berharap, calon pemimpin di ibu kota baru yaitu Nusantara memiliki latar belakang arsitektur dan punya pengalaman sebagai kepala daerah.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Jan 2022, 17:28 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2022, 17:28 WIB
Pradesain istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Instagram@jokowi
Pradesain istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Instagram@jokowi

Liputan6.com, Jakarta Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Wandy Tuturoong angkat bicara soal siapa sosok kepala otorita Ibu Kota Baru Nusantara. Menurut Wandy, kriteria yang sempat disebutkan Presiden Jokowi soal pernah menjadi kepala daerah dan berlatar belakang arsitek adalah dua karakter ideal untuk menjadi kepala otorita Nusantara.

"Saya kira itu sebuah kriteria ideal karena memang tantangan dalam membangun dan memindahkan ibu kota negara relevan dengan itu," kata Wandy dalam siaran pers video diterima, Jumat (21/1/2022).

Wandy menambahkan, Presiden Jokowi masih mempunyai waktu sekitar dua bulan untuk menunjuk siapa kepala otorita Nusantara pertama. 

"Tapi perlu diingat kita masih punya dua bulan kurang semenjak UU IKN ditetapkan, presiden masih punya waktu untuk memutuskan siapa dan dalam kurun waktu itu tentu nama-nama lain yang belum pernah muncul dapat dimunculkan," jelas dia.

Saat ini, terkait dua kriteria yang dimunculkan hanya terdapat dua nama yakni Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini. Keduanya adalah mantan kepala daerah Bandung dan Surabaya yang juga sama-sama memiliki rekam jejak pendidikan sebagai lulusan arsitek. Terkait dua nama itu, Wandy menegaskan semua menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi.

"Biar presiden yang punyak hak prerogatif soal itu," pungkas Wandy.

Jokowi Ingin Kepala Otorita di IKN Nusantara Arsitektur dan Pernah Jadi Kepala Daerah

Usai pemerintah dan DPR mengesahkan UU Ibu Kota Negara (IKN), muncul nama-nama yang kemungkinan akan menjadi calon Kepala Otorita di Nusantara. Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap dua kriteria ini ada di calon pemimpin di IKN.

"Kalau saya pinginnya ada latar belakang arsitektur dan punya pengalaman sebagai kepala daerah," ungkap Jokowi dalam acara Pertemuan Presiden dengan Pemimpin Redaksi Media Nasional di Istana Negara, Rabu (19/1/2022).

Jokowi menjelaskan, IKN akan mencerminkan kota yang sehat, kota yang efisien, kota yang produktif, dan zero emission. IKN akan menjadi ibu kota baru yang smart dan kompetitif. "Membangun budaya kerja, mindset baru berbasis inovasi dan teknologi," katanya.

Pembangunan Ibu Kota Negara hingga selesai menurutnya butuh waktu 15-20 tahun. Namun pada 2024 mendatang, diharapkan sudah bisa pindah Istana, serta 4 hingga 6 kementerian.

"Yang penting infrastruktur terlebih dahulu. Kita harapkan pembangunan di luar Istana itu dari investasi juga," kata Jokowi.

IKN yang memiliki luas 265 ribu hektare dibandingkan Jakarta yang hanya 56 ribu hektare, menurut Jokowi, bertujuan untuk pemerataan. Karena saat ini kegiatan ekonomi dan penduduk 58 persen terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Ditanya seperti apa nanti Jakarta setelah ada IKN? “Jakarta ya seperti New York, pusat bisnis, kalau IKN seperti Washington,” katanya.

IKN yang dibangun dengan konsep Nagara Rimba Nusa akan menggunakan energi hijau dari Sungai Kayan. Di Nusantara juga akan ada rumah sakit bertaraf internasional seperti yang ada di Bali (Mayo Clinic).

Mengenai Nusantara, menurutnya, itu adalah nama yang paling banyak pendukungnya.

“Nama Nusantara itu dipilih dari 80 usulan nama, yang terakhir dipilih itu 8-10, pendukungnya paling banyak Nusantara, itu sudah berdasarkan ahli sejarah, ahli bahasa dan ahli yang mengetahui nama-nama,” kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya