Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak menanggapi terkait Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Prancis sepakat bekerjasama.
Salah satunya, kontrak pembelian enam Pesawat Tempur Rafale antara Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemhan) dengan Dassault dan akan bertambah 36 jadi total semua 42.
Advertisement
Baca Juga
Terkait hal tersebut, pengamat militer dari Peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) Beni Sukadis menilai itu langkah yang tepat.
"Bahwa pembelian jet tempur Rafale Perancis adalah pilihan tepat bagi peningkatan kapabilitas pertahanan," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (11/2/2022).
Sementara itu, Komisi I DPR akan memanggil Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk meminta penjelasan terkait pembelian tersebut.
Berikut sederet tanggapan berbagai pihak usai Kemenhan boyong 42 pesawat jet tempur Rafale dari Prancis dihimpun Liputan6.com:
1. Pengamat Militer
Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah menandatangani kontrak pembelian enam jet tempur Rafale dengan Delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Dassault.
Terkait hal tersebut, Pengamat militer dari Peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) Beni Sukadis menilai itu langkah yang tepat.
"Bahwa pembelian jet tempur Rafale Perancis adalah pilihan tepat bagi peningkatan kapabilitas pertahanan," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (11/2/2022).
Selain itu, dengan situasi geopolitik saat ini dan penggunaan teknologi, Prancis merupakan mitra yang tepat dalam upaya pengadaan Alutsista.
"Prancis dikenal sebagai negara yang memiliki kemandirian dalam hal produksi Alutisista, dan mereka mau bekerja sama dalam skema offset (timbal balik dagang dalam pembuatan spare part pesawat atau kerjasama lainnya)," ungkap Beni.
Bahkan, menurutnya, dengan situasi ekonomi saat ini tidak ada masalah. Karena sudah dipikirkan secara matang.
"Semua sudah dipikirkan secara matang karena masih dalam perencanaan MEF tahap 3 periode 2019-2024. Yang mana melihat target MEF tahap ke 2 baru mencapai sekitar 63%, artinya masih jauh dari apa direncanakan sejak 14 tahun lalu," jelas Beni.
Advertisement
2. DPR RI
Komisi I DPR akan memanggil Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk meminta penjelasan terkait pembelian sejumlah Jet Tempur Rafale.
"Kita bukan tidak mau mendukung atau menolak. Akan tetapi kita akan minta penjelasan dulu dari Pak Prabowo sebelum bisa menyatakan sikap kita," kata Anggota Komisi I DPR Dave Laksono saat dikonfirmasi, Jumat (11/2/2022).
Politikus Golkar ini menuturkan, perlu penjelasan apa yang menjadi pertimbangan pembelian pesawat tempur asal Prancis tersebut sebab jenisnya berbeda dengan yang sudah dimiliki Indonesia.
"Karena kan pesawat ini kan berbeda dengan yang sudah kita miliki. Jadi segala sesuatuanya pasti akan, harus ada pengadaan lagi, itu lah yang harus menjadi pertimbangan sebelum melakukan pembelian tersebut. Dan memastikan bahwa ini ada yang diuntungkan ada TOT (transfer of technology)," jelas Dave.
Menurut dia, Komisi I DPR dapat melaksanakan rapat kerja dengan Prabowo membahas pembelian Alutsista ini pada masa sidang berikutnya.
"Kan masa sidang ini tinggal seminggu lagi. Pasti dibahasnya juga macem-macem juga ada masalah pertahanan," kata Dave.
3. Disorot Media Asing
Pembelian 42 unit jet tempur Rafale dari Prancis oleh Indonesia mencuri perhatian sejumlah media asing. Tak hanya Asia, tapi juga dari Inggris hingga Amerika.
Dari Asia, media Jepang Asia Nikkei merangkum kabar tersebut melalui artikel bertajuk "Indonesia signs deal to buy Rafale jets from France".
"Kementerian pertahanan Indonesia mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya telah menandatangani kesepakatan untuk membeli jet tempur Rafale Prancis, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi peralatan militernya sehubungan dengan meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan," demikian sepenggal ulasan dari Asia Nikkei yang dikutip Jumat (11/2/2022).
Media Inggris Bloomberg menyoroti Indonesia memborong jet Prancis tersebut melalui tulisan berjudul "Dassault Extends Rafale Success with Indonesia Deal for 42 Jets".
Media Inggris lainnya, Reuters, menyorot pembelian jet tempur Rafale dari Prancis yang dilakukan Indonesia itu melalui "France seals $8.1 billion deal with Indonesia to sell 42 Rafale jets". Menyoroti biaya yang dikeluarkan untuk pembelian tersebut.
Dari Timur Tengah, situs online Al Jazeera mengulas pembelian jet tersebut untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dengan Prancis.
Di mana disebutkan bahwa Paris ingin memperluas hubungan geopolitik di Indo-Pasifik setelah Australia membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar. Ulasan tersebut dimuat dengan artikel "Indonesia to buy 42 Rafale jets as it boosts ties with France".
Sementara dari Jerman, situs DW, membuat tulisan bertajuk "Indonesia inks Rafale fighter jet deal with France". Menyorot perihal Jakarta telah memesan 42 jet karena Prancis dan Indonesia terus memperkuat hubungan militer dalam menghadapi ketegangan yang meningkat di Asia-Pasifik.
Advertisement