Sebelum Dikeroyok Massa, Ini Pengakuan Ade Armando di Tengah Demo 11 April

Pegiat media sosial, Ade Armando, dipukuli massa demonstrasi di depan Gedung DPR, Senin (11/4/2022). Dosen Universitas Indonesia tersebut memang sejak siang sudah hadir di depan Gedung DPR.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2022, 18:44 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 18:44 WIB
Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando (ANTARA/Fianda Rassat)
Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando (ANTARA/Fianda Rassat)

Liputan6.com, Jakarta - Pegiat media sosial, Ade Armando, dipukuli massa demonstrasi di depan Gedung DPR, Senin (11/4/2022). Dosen Universitas Indonesia tersebut memang sejak siang sudah hadir di depan Gedung DPR.

Ade Armando terpantau berada di depan Gedung DPR sejak pukul 11.00 sebelum massa mahasiswa merapat. Sebelum demonstrasi, Ade sempat menyatakan hadir karena ingin memantau dan mendukung aspirasi mahasiswa.

"Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung," kata Ade sebelum demonstrasi di depan Gedung DPR, Senin (11/4).

Ade mengaku mendukung gerakan mahasiswa menolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Ia mendukung mahasiswa langsung menyampaikan kepada parlemen penolakan perpanjangan masa jabatan presiden.

Menurutnya mahasiswa perlu menyuarakan kepada parlemen yang memang punya kewenangan melakukan amandemen konstitusi. Terutama agar didengar partai politik di parlemen.

"Kalau harus diubah amandemen kan butuh waktu lagi akan terus meningkat ekslasinya. Jadi, mendingan ini pesan yang langsung sampai ke partai politik, pihak-pihak yang berusaha yang menginginkan ada perubahan amandemen," kata Ade.

Ia sempat menyayangkan perkubuan di BEM Seluruh Indonesia. Kata Ade ada kelompok BEM SI Rakyat Bangkit dan BEM SI Kerakyatan. Yang turun dalam aksi hari ini hanya BEM SI Rakyat Bangkit.

"Nah itu sedih juga, kok bisa-bisanya aliansi BEM kok ada pecah seperti ini. Kemudian BEM Nusantara pecah juga kan ada BEM versi siapa dan versi Eko dan versi Dimas," kata Ade.

Dosen Universitas Indonesia ini khawatir gerakan mahasiswa ditunggangi karena masing-masing punya agenda sendiri. Ia duga aliansi BEM ini punya patron sendiri-sendiri.

"Saya khawatir akhirnya ini akan mungkin sangat dimanfaatkan oleh kepentingan-kepentingan politik tertentu. Ada agendanya masing-masing.. Mahasiswa harus sangat sadar ya sangat mungkin ditunggangi oleh siapa pun. Sampai pecah buat saya sih itu sangat menakutkan. Sampai ada lima aliansi," katanya.

Pada kesempatan ini Ade menyampaikan kekhawatirannya demonstrasi mahasiswa menjadi chaos. Apalagi ada penumpang gelap seperti anak-anak STM yang hanya mencari keributan

"Jadi saya ingin di satu sisi saya ingin memantau tanda kutip dalam artian melihat apa yg terjadi di sini, tapi di sisi lain saya ingin memberikan support terhadap gerakan-gerakan ini yang ingin menyuarakan pendapatnya, saya juga ingin mengatakan gerakan-gerakan semacam ini jangan sampai tadi sporadis terpecah belah, konflik sendiri," katanya.

Ade mengaku mendukung mahasiswa menentang perpanjangan masa jabatan presiden. Ia menolak amandemen terhadap UUD 1945 untuk menambah masa jabatan presiden.

"Menurut saya baik karena saya termasuk orang yang menentang perpanjangan masa jabatan presiden atau presiden tiga kali itu tiga periode," tegas Ade Armando.

Dikeroyok dan Nyaris Ditelanjangi

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan mengatakan, Ade Armando dikeroyok saat berada di tengah-tengah massa.

"(Ade) kena pukulan dalam kegiatan demo tadi. Tetapi dari video yang beredar, bukan dilakukan oleh petugas, tetapi dilakukan oleh massa aksi, kita belum tahu persoalannya," kata Zulpan.

Wajah Ade Armando terlihat babak belur dan bercucuran darah. Dia dibopong oleh aparat mengenakan baju polisi.

"Iya memang berdarah, luka-luka. Kita belum tahu kondisinya, tapi yang jelas dia mengalami luka-luka dan pemukulan. Motifnya belum tahu kenapa."

"Karena (Ade Armando) ada di dalam kerumunan massa saat dipukuli, bahkan celananya dilepaskan," ucap Endra.

Demo Depan DPR Ricuh

Aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan sempat ricuh. Kericuhan terjadi sesaat setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menemui massa demonstran, Senin (11/4/2022) siang.

Pantauan Liputan6.com di lapangan, demo rusuh terjadi saat Listyo dan Dasco turun dari mobil komando. Tiba-tiba massa dengan pakaian bebas yang ada di sisi timur melemparkan botol berisi batu ke arah gerbang utama Gedung DPR, Senayan.

Lemparan batu tersebut juga mengarah ke mobil komando yang dinaiki para orator dari massa mahasiswa. Satu orang mahasiswa memakai almamater warnai hijau bahkan terluka di kepala dan langsung dievakuasi temannya menjauh.

Begitu juga mobil komando mahasiswa yang sempat dilempari langsung menjauh ke tempat yang lebih aman. Sementara massa yang memakai baju bebas membakar ban dan benda-benda lain di lokasi.

Belum diketahui pasti, dari mana massa berbaju bebas tersebut berasal. Aparat kepolisian kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Massa dari kalangan mahasiswa dan yang memakain baju bebas berhamburan berlari ke lokasi yang lebih aman. Namu tak berselang lama, massa berbaju bebas dari arah jembatan Semanggi kembali mendekat ke depan gerbang utama Gedung DPR/MPR, Senayan.

Sumber: Ahda Bayhaqi / Merdeka.com

 

Infografis Jokowi Berulang Kali Tolak Wacana Penundaan Pemilu dan Presiden 3 Periode. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jokowi Berulang Kali Tolak Wacana Penundaan Pemilu dan Presiden 3 Periode. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya