Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, meletakkan batu pertama pembangunan rumah susun (rusun) petani di Kampung Bayam pada sisi timur laut Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (7/5/2022).
"Janji kami kepada mereka ketika nanti dibangun kembali permukiman, maka mereka selama ini berprofesi sebagai petani tetap bisa berkegiatan pertanian dan itu disiapkan rancangannya, disiapkan lahannya," kata Anies kepada wartawan di Jakarta Utara, Sabtu (7/5/2022), yang dilansir dari Antara.
Anies yang berulang tahun ke-53 pada 7 Mei ini, ingin hunian yang dibangun kembali di atas tanah yang dulunya bekas rawa-rawa kumuh itu, dapat meningkatkan kualitas hidup warga Kampung Bayam.
Advertisement
Kampung Susun Bayam terdiri dari tiga blok/gedung dengan empat lantai yang diperuntukkan bagi 135 kepala keluarga, ditambah tiga unit hunian khusus disabilitas, sehingga total terdapat 138 unit hunian.
Baca Juga
Di setiap unit hunian memiliki luas 36 meter persegi dengan tata ruangan meliputi dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang keluarga, balkon dan tempat menjemur pakaian.
Selain area permukiman seluas 11.844 meter persegi, juga terdapat area pertanian perkotaan (urban farming) konvensional (tani tapak) seluas 1.914 meter persegi yang akan dibangun di sana dengan target penyelesaian September 2022.
Konsep desain Kampung Susun Bayam mengambil konsep Mezanin, yakni pada satu lantai bangunan terdapat dua lantai fungsional, dengan konsep tata hijau sehingga di lahan hunian juga nantinya pendampingan hidroponik.
Â
Fasilitas Pendukung
Â
Diperkirakan area tanam konvensional ditambah area tanam hidroponik, maka luasnya lahan hijau di Kampung Susun Bayam dapat mencapai 3.425 meter persegi.
Kampung Susun Bayam juga direncanakan memiliki fasilitas pendukung, seperti unit usaha warga, koperasi dan gudang, musala, tempat wudu, taman kanak-kanak dan perpustakaan, aula serbaguna, toilet umum, serta area disabilitas.
Anies berharap pembangunan hunian bagi warga Kampung Bayam itu berjalan tepat pembiayaan, tepat waktu dan tepat kualitas.
"Walaupun secara biaya meningkat sangat tinggi (karena memiliki konsep pertanian kota), tapi itu adalah konsekuensi kita ingin tinggal di tempat ini, mensyukuri mereka tinggal di tempat yang bisa produktif," kata Anies.
Kendati demikian, dia tidak menyebutkan nominal biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah susun tersebut.
Advertisement