Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan Kota Bekasi mengantisipasi maraknya praktik percaloan tiket di Terminal Induk Kota Bekasi, Jawa Barat. Salah satunya dengan memasang CCTV di area terminal.
Plt Kasi Bina Terminal Bidang Angkutan Dishub Kota Bekasi, Andarias Sora, mengatakan pihaknya akan memasang CCTV di sejumlah titik untuk memantau pergerakan calo yang sudah meresahkan para penumpang bus.
"Kita akan melengkapi CCTV di pintu masuk terminal, pintu keluar, serta di beberapa titik lainnya agar tidak ada hal-hal yang tidak kita inginkan, dapat terlihat di CCTV," kata Sora kepada awak media, Sabtu (14/5/2022).
Advertisement
Menurutnya, pemasangan CCTV rencananya bakal dilakukan pada triwulan kedua. Rehabilitasi juga akan dilakukan pada bangunan dan fasilitas di terminal, untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang.
Baca Juga
"Nanti insyaallah pada triwulan kedua ini, termasuk rehabilitasi gedung, rehabilitasi papan jurusan, semua yang ada di terminal akan diperbaiki," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengevaluasi petugas di Terminal Induk Kota Bekasi untuk melakukan pembenahan pelayanan yang lebih baik.
Dishub Kota Bekasi juga meminta agar seluruh perusahaan otobus (PO) ikut mengantisipasi keberadaan calo di area Terminal Induk Bekasi, dengan pemasangan CCTV.
"Jadi biar jelas karyawan PO itu siapa saja, ada kartu anggota dan seragam lengkap. Bilamana ada hal-hal yang mereka lakukan, mudah untuk kita menindaklanjutinya," tandas Sora.
Â
Polisi Tangkap Calo
Sebelumnya, polisi mengamankan tiga orang calo tiket di Terminal Induk Kota Bekasi, berinisial PS, MM, dan TH. Ketiganya beraksi dengan modus menawarkan tiket PO ke calon penumpang yang baru datang.
Selain mematok harga yang lebih mahal, cara pelaku menawarkan tiket juga terkesan memaksa, sehingga membuat calon penumpang resah.
"Ada yang secara paksa, ada secara langsung dengan tiket-tiket yang para calo membuat secara palsu," kata Kapolsek Bekasi Timur, Kompol Rusit, kepada awak media, Jumat (13/5/2022).
Rusit menjelaskan, para pelaku memaksa calon penumpang membayar tiket minimal Rp100 ribu. Setelah itu sang calo akan menulis tujuan penumpang di tiket palsu yang mereka buat.
"Normatif ya, harganya yang ditawarkan ke penumpang itu sendiri minta Rp150 ribu, ada yang minta Rp100 ribu. Harga yang ditawarkan kepada penumpang di atas harga normal," jelasnya.
Setelah berada di dalam bus, penumpang yang membeli tiket dari calo harus gigit jari lantaran tiket tersebut tidak berlaku. Alhasil si penumpang harus mengeluarkan uang kembali untuk membayar ongkos.
"Mereka (calo) tidak bekerjasama dengan PO bus dan tidak kenal mereka dengan PO serta tidak pernah kerjasama," ungkapnya.
Â
Advertisement