Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ahmad Sahroni merasa tersinggung ketika olahraga golf dikaitkan dengan transaksi korupsi. Sahroni tidak terima olahraga golf diperspektifkan sebagai kegiatan untuk transaksional.
Hal itu disampaikannya dalam rapat fit and proper test Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc di ruang rapat komisi III DPR RI, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/6/2022).
Baca Juga
Hal ini berawal dari Calon Hakim Ad Hoc Tipikor Rodjai S. Irawan yang mengingatkan para hakim hati-hati jika bermain golf. Menurutnya, olahraga golf bisa menjadi ajang negosiasi.
Advertisement
"Hati-hati misalnya ada teman-teman yang mengeshare dia main golf misalnya, saya ingatkan hati-hati, karena dengan main golf ini bisa jadi ajang negosiasi, bisa nanti mungkin kan ada pengacara ikut bareng," ungkap Rodjai.
Dia memahami pola transaksional di lapangan golf. Hal ini pun bisa membahayakan hakim di ruang publik.
"Saya kebetulan mantan pegawai bank, dulu pernah juga main golf jadi tahu apa yang terjadi di lapangan golf, jadi makanya saya ingatkan hati hati," kata Rodjai.
"Kemudian nanti juga bisa di potret bisa dilaporkan ke KY (Komisi Yudisial) atau Bawas bisa menjadi masalah," ujarnya.
Â
Keberatan Sahroni
Sahroni pun langsung merespons pendapat Rodjai. Dia mengatakan, tidak semua jenis olahraga termasuk golf berkaitan dengan korupsi. Menurutnya, korupsi bisa dilakukan dimana saja.
"Tidak semua perspektif olahraga baik golf dengan semua olahraga yang sejenis terkait dengan pertemuan, kalau mau korupsi kapan saja, dimana saja, ngamar aja bisa," ucap Sahroni.
"Jadi jangan memperspektifkan olahraga golf itu bagian komunikasi transaksi yang bisa dijalankan di lapangan semua bisa kok, di kamar mandi aja bisa," tuturnya.
Politisi NasDem itu pun tergila-gila dengan olahraga golf. Namun, dia mengaku tidak pernah membahas suatu kasus saat bermain golf.
"Saya juga golfer, dan golfer maniak saya, tapi saya tidak pernah mengatakan hubungan bernegoisasi dengan kapasitas hal terkait kasus, saya tidak pernah ngelakuin. Jadi jangan memperspektifkan olahraga adalah tempat dimana untuk bernegosiasi," ujarnya.
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement