Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bercerita tentang masa ketika ia menempuh pendidikan S-2 di Amerika Serikat. Hal itu dikatakannya ketika menjadi pembicara di talkshow bertema Urban Water Management, yang digelar di Museum Bahari, Jakarta Utara, Jumat (2/9/2022).
Sebagai informasi, Anies mengambil S-2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Lalu, ia mengambil S-3 di Northern Illinois University, Department of Political Science, Dekalb, Illinois, Amerika Serikat.
Advertisement
Anies mengaku, kemampuan berbahasa Inggrisnya sebenarnya tak terlalu bagus ketika menjadi mahasiswa di AS.
"Saya besar di DI Yogyakarta. Di sana (Yogyakarta), enggak seperti di sini (DKI Jakarta). Penggunaan bahasa Inggris jarang di sana (Yogyakarta)," kata Anies.
Saat mengikuti mata kuliah, Anies selalu merekam pembahasan dosen-dosennya menggunakan perekam suara. Ia juga membuat daftar pertanyaan tentang hal-hal yang dirinya tak ketahui.
"Jadi, ketika dosen menjelaskan, biarkan rekorder yang bekerja. Biarkan mesin yang bekerja. Nah, saya membuat daftar pertanyaan dari apa yang saya tidak ketahui," jelasnya.
Usai pembahasan dari dosennya selesai, mantan Kemendikbud ini selalu bertanya kepada pengajarnya. Menurut dia, hal ini membuatnya menjadi mahasiwa yang diingat oleh dosennya. Bahkan, hal itu membuatnya dinilai sebagai mahasiswa terpintar di kelas.
"Ya padahal bukan (mahasiswa terpintar), karena memang saya saja yang tidak bisa (berbahasa Inggris)," ujar Anies sembari tertawa.
Singgung soal Pentingnya Pelajaran Matematika
Dalam kesempatan yang sama, ia juga membagikan ceritanya tentang pentingnya pelajaran matematika.
Ketika di AS, Anies sempat mengambil mata kuliah matematika lanjutan. Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah itu, Anies kerap belajar di perpustakaan hingga larut malam.
Tidak berhenti di situ, ia pun pernah bertanya kepada teman-temannya mengapa mereka harus belajar matematika. Meski demikian, Anies tetap yakin matematika mampu membuat seseorang berpikir secara sistematis.
"Jadi, kalau ada soal yang masih ada angkanya, itu masih gampang. Kalau yang sudah enggak ada angkanya, ya itu yang susah," sebut Anies.
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com
Advertisement