Survei ASI: 30,4 Persen Nelayan Mengaku Sumber Permodalan Jadi Kendala Bekerja

Dari temuan survei ini, dari 68,8 juta jiwa warga pesisir (34,4% dari total populasi), sebanyak 79,0% (atau sekitar 54,5 juta jiwa) merasa bagian atau merasa dekat dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2022, 21:46 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2022, 15:35 WIB
Kapal nelayan bersandar di perairan Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Kapal nelayan bersandar di perairan Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis hasil survei nasional bertema “Prospek Ekonomi Maritim Pasca-Pandemi dan Suara Nelayan Indonesia”. Salah satu temuannya menyebutkan, sebanyak 34,4% responden mengaku sebagai warga pesisir atau dekat dengan laut atau punya mata pencaharian serta aktivitas yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan.

“Survei ini dilakukan terhadap responden secara nasional yang berusia 17 tahun ke atas. Jika diasumsikan penduduk di atas 17 tahun adalah sekitar 200 juta, maka ada 68,8 juta penduduk Indonesia tinggal di pesisir atau disebut warga maritim,” tutur Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an, dalam pemaparan hasil surveinya, Rabu (7/9/2022).

Selain itu, yang menarik dari temuan survei ini, dari 68,8 juta jiwa warga pesisir (34,4% dari total populasi), sebanyak 79,0% (atau sekitar 54,5 juta jiwa) merasa bagian atau merasa dekat dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

"Dari 34,4% total populasi warga maritim, ketika ditanya soal afiliasi organisasi keislaman, sebanyak 79,0% merasa bagian atau merasa dekat dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Sementara 9,2% mengaku merasa dekat dengan Muhamadiyah. Adapun yang terafiliasi dengan organisasi Islam lainnya 3,2% dan sisanya 8,6% mengaku tidak tahu/tidak jawab,” terang Ali Rif’an.

Survei ini juga menggali kendala yang alami para nelayan Indonesia selama ini. Hasil survei menyebutkan, belum kuatnya akses nelayan terhadap sumber permodalan (30,4%) merupakan kendala utama nelayan saat ini, disusul masih gaptek teknologi (27,6%), kuota solar subsidi untuk nelayan kurang memadai (14,7%), konflik antar-nelayan terkait alat tangkap tangan dan jalur penangkapan (12,9%). Adapun 13,8% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

 

Butuh Subsidi Pemerintah

Ilustrasi Nelayan Muncar Banyuwangi (Istimewa)
Ilustrasi Nelayan Muncar Banyuwangi (Istimewa)

Hal sama juga terkait subsidi untuk nelayan. “Sebanyak 53,0% responden tidak yakin subsidi untuk nelayan akan sampai dan memenuhi kuota. Sementara 24,4% mengaku yakin. Adapun 22,6% mengaku tidak tahu/tidak jawab,” jelas Ali Rif’an.

Sebagai informasi, survei ini dilaksanakan pada tanggal 14 – 20 Agustus 2022 di 34 provinsi di Indonesia dengan cara telesurvei, yaitu responden diwawancara melalui kontak telepon menggunakan kuesioner. Metode penarikan sampel Multistage Random Sampling. Jumlah responden 1200 responden  dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya