Sekjen PDIP: Penetapan Hari Santri Bagian dari Janji Kampanye Jokowi 2014

Hasto mengklaim, penetapan Hari Santri dan Hari Lahir Pancasila sebagai wujud persaudaraan sejati antara PDI Perjuangan dengan NU.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 22 Okt 2022, 19:06 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2022, 19:05 WIB
20151022-Deklarasi Hari Santri oleh Jokowi-Jakarta
Presiden Joko Widodo saat tiba di Masjid Istiqlal jelang Deklarasi Hari Santri Nasional, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Jokowi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyampaikan selamat memperingati Hari Santri Nasional 2022 kepada seluruh santri di Tanah Air.

Hasto mengatakan, hari santri mengingatkan peristiwa heroik atas dikeluarkannya resolusi jihad oleh KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama Nahdlatul Ulama (NU), santri, dan masyarakat pada tanggal 22 Oktober 1945.

“Resolusi itu tidak hanya mengobarkan semangat perlawanan arek-arek Suroboyo di dalam menghadapi sekutu yang diboncengi NICA, namun juga menggelorakan semangat hubbul wathon minal iman yang artinya bahwa cinta tanah air itu adalah sebagian dari iman,” ujar Hasto dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2022).

Hasto menyatakan, penetapan Hari Santri Nasional merupakan realisasi janji kampanye Jokowi-JK pada 2014. Penetapan hari santri, kata dia, sempat memunculkan penolakan dari partai politik (parpol) tertentu dan berimbas pada pernyataan yang merendahkan martabat santri.

“Dampaknya terjadi gerakan militansi santri di seluruh Indonesia untuk mendukung Pak Jokowi-JK guna melawan berbagai gerakan yang menolak penetapan Hari Santri. Alhasil sejarah Pemilu mencatat, bahwa pencanangan Hari Santri selain menggelorakan kembali semangat hubbul wathon minal iman, juga menjadi salah satu momentum yang memastikan kemenangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014," ujar Hasto.

Ia mengklaim, penetapan Hari Santri dan Hari Lahir Pancasila sebagai wujud persaudaraan sejati antara PDI Perjuangan dengan NU.

Selain itu, lanjut Hasto, PDIP dengan semangat Jas Merahnya yang bergerak membangun kesadaran pentingnya penetapan Hari Santri itu.

“Ibu Mega yang saat itu menugaskan Pak Achmad Basarah ke Malang untuk menindaklanjuti gagasan dari KH Thoriq Bin Ziyad, yang pernah menjabat sebagai Ketua Bamusi PDI Perjuangan di Kabupaten Malang. Gagasan itu akhirnya dipadukan bahwa penetapan Hari Santri dan Hari Lahir Pancasila merupakan satu napas perjuangan guna memperkuat fondamen kebangsaan Indonesia pada sejarah yang benar,” pungkas Hasto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Santri Harus Jadi Garda Terdepan

sepeda
Aksi santri Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat di depan Jokowi, Kamis (13/4/2017). (Biro Setpres)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengucapan selamat Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober. Jokowi mengatakan, selalu ada para santri yang berdiri di garda terdepan untuk menjadi jalan keluar bagi setiap tantangan yang dihadapi Indonesia.

"Setiap zaman yang dilalui bangsa Indonesia, memiliki tantangannya sendiri. Dan di setiap zaman itu, selalu ada para santri yang berdiri dan berjuang di tempat terdepan untuk menjawab dan menjadi jalan keluar bagi bangsa ini," kata Jokowi dikutip dari akun Instagramnya @jokowi, Sabtu (22/10/2022).

Dia mengingatkan para santri untuk menjadi pribadi yang berakhlakul karimah dan cinta bangsa. Jokowi juga berpesan agar para santri terus berpikiran maju.

"Menjadi santri adalah menjadi pribadi yang berakhlakul karimah, cinta bangsa, dan berpikiran maju," ujar dia.

Sebagai informasi, Hari Santri Nasional jatuh tepat pada Sabtu, 22 Oktober. Tanggal tersebut ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai peringatan akan perjuangan para santri saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah.

"Sejarah mencatat, para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut," kata Jokowi saat mendeklarasikan Hari Santri Nasional di Masjid Istiqlal, Jakarta pada 15 Oktober 2015 lalu.

Ada pun salah satunya tokoh santri sekaligus ulama yang dimaksud Jokowi adalah KH Hasyim As'yari yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya