Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 5.176 Mdpl

Gunung Api Semeru, Jawa Timur kembali erupsi. Erupsi itu terjadi sekitar pukul 15.50 WIB pada hari ini Rabu (9/11/2022).

oleh Fachrur Rozie diperbarui 09 Nov 2022, 18:31 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2022, 18:31 WIB
Gunung Semeru Pasca Erupsi
Gunung Semeru menyemburkan asap tipis terlihat dari desa Curah Kobokan di Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). Usai meletus pada Sabtu 4 Desember 2021, Gunung Semeru yang terletak di Lumajang tersebut berstatus level 2 waspada. (ADEK BERRY / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Gunung Api Semeru, Jawa Timur kembali erupsi. Erupsi itu terjadi sekitar pukul 15.50 WIB pada hari ini Rabu (9/11/2022).

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 9 November 2022, pukul 15.50 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.500 meter di atas puncak atau ± 5176 meter di atas permukaan laut (Mdpl)," demikian dikutip dari laporan yang dibuat Mukdas Sofian, Rabu (9/11/2022).

Mukdas menyebut, kolom abu terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah Timur Laut. Erupsi Semeru ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 0 detik.

Dengan erupsinya Gunung Semeru, Mukdas menyarankan agar masyarakat sekitar gunung tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak atau pusat erupsi.

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (Sempadan Sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," kata dia.

Dia juga meminta masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

"Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," dia menandaskan.

Erupsi Semeru dalam Bingkai Arsip

Pemerintah Kabupaten Lumajang menggelar Pameran Arsip Kegunungapian dan Simulasi Restorasi Arsip Akibat Bencana, di Pendopo Arya Wiraraja Lumajang,

Pameran tersebut, menyuguhkan arsip-arsip bencana erupsi Gunung Semeru dan bencana laninya yang berpotensi terjadi di Lumajang.

 Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, Lumajang merupakan daerah rawan bencana, mulai dari letusan gunung berapi, banjir, gempa bumi maupun tsunami.

"Karena itu, kami melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan selain penyelamatan arsip pasca bencana, juga identifikasi ke daerah potensi bencana melalui program alih media arsip vital termasuk layanan arsip masyarakat," ujarnya, Rabu (28/9/2022).

 

Bernilai Tinggi

Cak Thoriq, Sapaan akrabnya juga menyampaikan bahwa arsip-arsip yang rusak sebagian besar memiliki nilai tinggi bagi instansi maupun perorangan dengan berbagai kepentingannya, seperti bukti kepemilikan aset tanah atau sertifikat dan identitas pribadi dan lain-lain.

"Arsip-arsip yang telah rusak akibat bencana perlu diselamatkan maupun dipulihkan agar arsip tersebut tidak kehilangan status otentiknya, terutama yang menyangkut arsip dinamis serta arsip vital," katanya.

Deputi Bidang Konservasi Arsip ANRI Kandar mengungkapkan, pameran ini mempunyai manfaat selain untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas.

Selain itu, pameran tersebut juga akan memberikan rujukan bagi pengambilan keputusan baik untuk hari dan masa yang akan datang. Mengingat, arsip tidak hanya sebagai memori kolektif organisasi dan daerah, tetapi juga memori kolektif bangsa bahkan dunia.

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya