LaNyalla Harap Krisis Pangan Dibahas Serius di KTT G20, Bisa Dengarkan Pegiat Lingkungan

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap Indonesia serius membahas ketahanan pangan dengan paradigma kedaulatan dalam negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2022, 09:11 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2022, 07:14 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menghadiri KTT G20 di Bali. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap Indonesia serius membahas ketahanan pangan dengan paradigma kedaulatan dalam negeri.

Hal ini untuk menjawab ancaman global terkait krisis pangan dunia, di mana menjadi salah satu yang dibahas di dalam KTT G20 sebagaimana juga telah disampaikan oleh Sekjen PBB, Antnio Guterres.

Menurut LaNyalla berbasis kedaulatan dalam negeri artinya Indonesia mampu membangun ketahanan pangan tanpa ketergantungan dengan bahan yang masih mengandalan impor.

"Termasuk bahan baku pupuk kimia dan obat-obatan serta vaksin ternak," kata dia dalam keterangannya, Selasa (15/11/2022).

Menurut LaNyalla, negara-negara G20 sudah menerapkan bioteknologi agrikultur. Termasuk AS, Brazil, Tiongkok dan India. Tetapi Indonesia masih mendiskusikan. Padahal kita memiliki Lembaga Riset dan Penelitian untuk itu.

"Bioteknologi terbukti sebagai jawaban atas perubahan iklim, krisis air, sekaligus pengurangan pestisida dan emisi karbon dunia. Itu jika orientasi bioteknologi dibaurkan dengan program lingkungan hidup dan energi hijau," jelas dia.

Karena itu LaNyalla berharap, Sesi Ketahanan Pangan G20 juga mendengar aspirasi dari para pegiat lingkungan, seperti Greenpeace, Walhi dan lainnya. Yang sudah menyuarakan beberapa kritik dan masukan mereka.

"Kritik mereka membangun. Termasuk kritik terhadap program Food Estate Singkong di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang kini videonya viral. Selain dianggap gagal, juga berdampak alih fungsi hutan cukup luas," kata Ketua Dewan Penasehat KADIN Jawa Timur itu.

 

Banyak Ancaman ke Depan

Padahal, lanjut LaNyalla, pemerintah sendiri sudah mengatakan, melalui Menkeu, bahwa ada ancaman yang lebih dahsyat dari pandemi Covid-19, yaitu perubahan iklim, karena pemanasan global yang juga disumbang deforestasi hutan.

LaNyalla juga memberi masukan bahwa Indonesia masa depan, dengan keunggulan komparatif sumber daya alam serta jumlah penduduk usia produktif, seharusnya mampu menjadi lumbung pangan dunia dan penghasil oksigen melalui biodiversitas hutan.

Diketahui, Ketua DPD RI menghadiri KTT G20 didampingi Anggota DPD RI asal Aceh Fachrul Razi, Staf Khusus Ketua DPD RI Brigjen Pol Amostian, Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman dan Kabag Sekretariat Ketua DPD RI Azmaryadhy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya