Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Kepala BNPT: Perlu Waktu Identifikasi Pelaku

Serangan bom bunuh diri terjadi di Markas Polsek Astana Anyar, Kota Bandung. Delapan polisi menjadi korban, satu di antaranya gugur dalam tugas.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Des 2022, 13:25 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 13:25 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar, saat menghadiri undangan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI yang diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8) (BNPT)
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar, saat menghadiri undangan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI yang diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8) (BNPT)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyayangkan kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung. Boy mengaku, pihaknya perlu waktu untuk mengidentifikasi pelaku.

“Siapa mereka? Kita perlu waktu untuk melakukan identifikasi dulu. Jadi prosedurnya jika tidak ada saksi-saksi dari kawannya, kita harus mendalami identitas orang yang menjadi pelaku bom bunuh diri. Nah ini sedang berjalan,” kata Kepala BNPT kepada wartawan, Rabu (7/12/2022). 

Boy meminta diberikan waktu beberapa saat sebab tim forensik sedang bekerja. “Ada berbagai cara tapi tim forensik kita pasti akan mengetahui. Perlu waktu bbrp saat. Semoga ada data pendukung seperti identitas. Jadi masih olah TKP. Karena kan peristiwa baru terjadi 8.20 WIB,” ujarnya.

Selain itu, Boy belum bisa memastikan pelaku masuk ke jaringan teroris mana apakah Jamaah Islamiyah (JI) atau Jamaah Anshorut Daulah (JAD). “Tentu perlu data lebih lanjut untuk kita simpulkan ke arah sana,” kata dia.

Lebih lanjut, Boy menyebut bahwa kematian pentolan ISIS memicu munculnya seruan-seruan serangan. Hal itu, menurut Boy harus sangat diwaspadai, terutama menjelang Natal dan tahun baru.

“Dalam menghadapi ini kita terus koordinasi dengan aparat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan termasuk masyarakat sendiri,” katanya memungkasi.

Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Santoso menyatakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar merupakan bentuk kecolongan BNPT dalam mengantisipasi aksi teror.

“Peristiwa bom bunuh diri ini BNPT kecolongan,” kata Santoso pada wartawan, Rabu (7/12/2022).

 

DPR Kritik BNPT dan BIN

Polsek Astanaanyar Bandung dipasang garis polisi usai ledakan diduga bom bunuh diri
Polsek Astana Anyar Kota Bandung dipasang garis polisi usai ledakan diduga bom bunuh diri. (Foto: Istimewa)

Menurutnya, program deradikalisme BNPT tidak berjalan baik dan hanya fokus menghabiskan anggaran saja.

“Program deradikalisasi yang dilakukan BNPT jangan beroreantasi penyerapan anggaran, tapi harus benar-benar membentuk sikap toleran antar anak bangsa atas adanya perbedaan dan pandangan politik,” kata dia.

Ia mengingatkan, antisipasi teror bukan hanya merupakan tugas BNPT melainkan juga BIN. “Aparat penegak hukum termasuk BIN punya tugas  mengantisipasi agar peristiwa bom bunuh diri ini tidak terjadi lagi?” ujarnya menegaskan.

Selain itu, menurutnya, menjelang akhir tahun justru keamanan harus ditingkatkan. “Potensi bom bunuh diri harus diwaspadai menjelang Nataru (Natal dan Tahun Baru),” ucap dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya