Safari Politik Anies Disoal Bawaslu, Pengamat: Alarm Partai Koalisi yang Sibuk Berwacana

Arifki Chaniago melihat, Anies hanya tengah memanfaatkan waktu untuk menyapa masyarakat Indonesia lebih awal. Mengingat, wilayah geografis Indonesia yang luas.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 18 Des 2022, 12:56 WIB
Diterbitkan 18 Des 2022, 12:56 WIB
Bakal Calon Presiden dari Partai Nasdem Anies Baswedan saat berbindang dengan mahasiswa dan jurnalis di Pekanbaru.
Bakal Calon Presiden dari Partai Nasdem Anies Baswedan saat berbindang dengan mahasiswa dan jurnalis di Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia menyatakan, safari politik Anies Baswedan bisa saja dinilai sebagian pihak mencuri start kampanye. Meski tidak melanggar aturan Pemilu, namun Bawaslu menyebut tidakan tersebut kurang etis.

Menanggapi hal itu, Analis Politik Arifki Chaniago melihat, Anies hanya tengah memanfaatkan waktu untuk menyapa masyarakat Indonesia lebih awal. Mengingat, wilayah geografis Indonesia yang luas. Selain itu, safari Anies juga didukung penuh oleh NasDem yang berharap berdampak langsung ke suara partai lewat efek ekor jas.

“Anies sudah mulai keliling Indonesia. Ini alarm untuk koalisi partai yang sibuk berwacana kelembagaan tetapi memilih membuang waktu agar kandidatnya dikenal lebih awal oleh masyarakat,” kata Arifki melalui pesan singkat diterima, Minggu (18/12/2022).

Namun sayangnya, lanjut Arifki, tokoh lain yang digadang akan maju sebagai calon presiden belum dapat melakukan hal senada dengan Anies. Mereka diketahui masih terbelenggu jabatan publik yang melekat. Sehingga akan menjadi salah bila melakukan safari politik.

“Kendalanya fungsinya sebagai pejabat yang melayani masyarakat akan terabaikan. Maka dari itu, jalan memundurkan diri sebagai pejabat pilihan yang tepat jika ingin punya kesempatan lebih banyak bersama masyarakat,” saran Arifki.

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic ini meyakini, selama tindakan yang dilakukan Anies tidak melanggar aturan Pemilu maka adalah hak publik untuk tahu kandidat calon presiden mana yang akan maju sedari awal, meski mereka belum resmi terdaftar di KPU.

“Uji gagasan itu penting sebelum uji elektoral. Sepertinya calon lain masih takut gagasan dikupas dan dikuliti lebih awal sehingga memilih memperkenalkan diri pada beberapa hari menjelang penutupan pendaftaran di KPU", Arifki menandasi.

NasDem Sebut Bawaslu Konyol

Bakal Calon Presiden (Capres) Partai NasDem Anies Baswedan melanjutkan safari politiknya ke bumi Cendrawasih Papua, Kamis (8/12/2022) hari ini.
Bakal Calon Presiden (Capres) Partai NasDem Anies Baswedan melanjutkan safari politiknya ke bumi Cendrawasih Papua, Kamis (8/12/2022) hari ini. (Dok. Instagram @aniesbaswedan)

Sebelumnya, partai NasDem merespons sikap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI yang menilai kegiatan safari politik Anies Baswedan merupakan tindakan kurang etis dan curi start kampanye.

Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem Ahmad Ali menilai pernyataan Anggota Bawaslu, Puadi, sangat konyol. Sebab Pemilu belum dimulai.

"Pertanyaannya, Bawaslu ini lembaga apa. Bawaslu ini kan lembaga pengawas pemilu, mengawasi parpol dan KPU. Mereka mulai bertugas ketika tahapan pemilu sudah dimulai. Dan mereka bukan dewan etik," kata Ali pada wartawan, Jumat 16 Desember 2022.

Apalagi, lanjut Ali, Bawaslu juga sudah memutuskan tidak akan menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran pemilu Anies Baswedan.

"Pernyataan Saudara Puadi kemarin pernyataan konyol menurut saya karena di waktu yang bersamaan Bawaslu mengeluarkan putusan bahwa Anies dan NasDem tidak melakukan pelanggaran. Tapi di waktu yang bersamaan dia mengatakan ada pelanggaran etik karena kampanye diam- diam," ujarnya.

Infografis Pernyataan Ketum NasDem Surya Paloh Saat Deklarasi Capres 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pernyataan Ketum NasDem Surya Paloh Saat Deklarasi Capres 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya