Mensos Risma Kondisikan Rehabilitasi Pasien ODGJ dengan Layanan BPJS

Mensos Risma mengaku prihatin melihat ODGJ dikurung di ruang yang tak layak. Sebab, dia optimistis pengidap ODGJ dapat menjadi lebih baik bila mendapatkan penanganan khusus yang benar.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Des 2022, 03:20 WIB
Diterbitkan 22 Des 2022, 03:20 WIB
Mensos Risma meninjau ODGJ di Gianyar, Bali yang dikurung keluarganya karena kerap mengganggu warga sekitar. (Foto: Tim Humas Kemensos)
Mensos Risma meninjau ODGJ di Gianyar, Bali yang dikurung keluarganya karena kerap mengganggu warga sekitar. (Foto: Tim Humas Kemensos)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma meninjau langsung kondisi lelaki paruh baya yang terkurung dalam ruang berukuran 4x4 di wilayah Gianyar, Bali. Pria bernama Anak Agung Gede Yuliawan(41) dikurung sebab mengidap gangguan mental atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Sehari-harinya, Yuliawan mendapatkan pengasuhan dari sang ibu, Desak Putu Sekar (72). Kepada Mensos Risma, Sekar menyampaikan bahwa sang putra sudah menderita kelainan dari sejak lahir.

"Setelah lahir dia kejang-kejang. Bidan mengeceknya hingga 25 kali dalam sehari. Kalau kumat step-nya, saya minta obat ke dokter yang juga tetangga saya," kata Sekar kepada Risma, Rabu (21/12/2022).

Risma menanyakan mengapa Yuliawan harus dikurung dalam bilik lembab dan berlumut. Kata Sekar, sang putra memiliki emosi yang labil. Tak jarang Yuliawan membuat orang di sekitar terganggu dengan polahnya.

Akhirnya atas kesadaran pribadi, Yuliawan dimasukkan ke dalam ruangan sempit yang berada di belakang rumahnya.

"Dia dikurung karena sering mengganggu orang lain di sekitarnya. Suka menggedor pintu saat saudara sedang tidur, mengganggu lalu terkena minyak panas, air panas dan pisau. Saat kumat, dia akan mengamuk karena permintaannya tidak dituruti,” urai Sekar.

Mendengar hal itu, Risma merasa prihatin. Dia meyakini sesungguhnya pengidap ODGJ dapat menjadi lebih baik saat mendapatkan penanganan khusus yang benar. 

"Kasihan dia kalau kita tidak rawat. Dia harus direhabilitasi dulu di RSJ, minimal bisa bersosialisasi untuk dirinya sendiri lalu bisa mandiri. Itu butuh proses layanan dukungan psikososial (LDP) yang panjang," jelas Risma.

 


Kontak Bupati dan Kondisikan dengan Layanan BPJS

Mensos Risma
Menkes Risma memberi bantuan bagi orangtua warga ODGJ (Foto: dok. Kemensos)

Risma langsung menghubungi Bupati Gianyar I Made Mahayastra untuk mendapatkan atensi terhadap salah satu warganya. Dia menegaskan, seluruh biaya perawatan terhadap Yuliawan akan dikondisikan dengan layanan BPJS.

"ODGJ harus ditangani dulu dan ditempatkan secara khusus. Terapinya bukan hanya obat, tetapi juga dilatih agar aktif melakukan hal positif,” terang Risma.

Risma percaya, ODGJ yang sudah adaptif akan menjadi lebih baik terhadap lingkungan. Para pengidapnya juga dipastikan akan lebih mandiri dalam merespons situasi sekitar dalam berkehidupan.

“Kemandirian ODGJ bukanlah hal mustahil. Banyak ODGJ yang sudah relatif stabil dan mampu berdaya bagi dirinya sendiri setelah menjalani rehabilitasi psikososial,” Risma menutup.

Sebagai informasi, selain memberikan bantuan rehabilitasi dan permakanan, Kementerian Sosial melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD) dan Sentra Mahatmiya Bali juga menyalurkan bantuan sebesar Rp30.989.915 bagi keluarga Yuliawan.

Bantuan yang diberikan terdiri atas sandang, alat-alat pengecatan rumah, perlengkapan dan perawatan diri, sembako, peralatan masak, alat-alat kebersihan, kipas angin, lemari plastik, kasur, bantal dan guling, serta meja kayu untuk berjualan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya