Mbah Dasmi Tak Kuasa Menahan Haru Ceritakan Bantuan Kartu Jateng Sejahtera

Mbah Dasmi tidak kuasa menahan haru dan menitikan air mata saat bercerita tentang bantuan Kartu Jateng Sejahtera (KJS) yang diterimanya.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 19 Jan 2023, 15:09 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2023, 15:09 WIB
Mbah Dasmi Tak Kuasa Menahan Haru Ceritakan Bantuan KJS Gagasan Gubernur Ganjar
Sehari - hari Mbah Dasmi menghabiskan waktu di atas kursi roda dan tempat tidur.

Liputan6.com, Pemalang Mbah Dasmi yang sudah berusia 90 tahun, warga Desa Karangsari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, tidak kuasa menahan haru dan menitikan air mata saat bercerita tentang bantuan Kartu Jateng Sejahtera (KJS) yang diterimanya. 

KJS merupakan program bantuan sosial yang diluncurkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 2017 lalu. Bantuan ini diberikan untuk fakir miskin tidak produktif yang tidak menerima bantuan lain dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Mbah Dasmi merupakan satu di antara puluhan ribu warga Jateng yang menerima bantuan KJS.

"Alhamdulillah dapat bantuan dari Pak Ganjar. Saya tidak minta, demi Allah, tapi Alhamdulillah dapat bantuan," kata Mbah Dasmi Rabu, (18/1).

Mbah Dasmi menceritakan kesehariannya hanya bisa menghabiskan waktu di atas kursi roda dan tempat tidur. Sejak enam tahun lalu, ia mengalami kelumpuhan dan setiap hari harus minum obat. Kehidupannya semakin nelangsa saat sang menantu, Edi Suwardi, yang merupakan tulang punggung di keluarga itu mengalami stroke. Saat ini, Mbah Dasmi dirawat putrinya yang juga istri Edi, Hartati. 

"Tidak bisa apa-apa karena sakit. Biasanya untuk kebutuhan sehari-hari dari menantu, tapi dia sekarang sakit stroke dan tidak bisa kerja lagi," ujarnya lirih.

Di tengah kepedihan hidupnya, ada secercah asa untuk bisa tetap melanjutkan kehidupan secara layak karena ia termasuk warga yang menerima bantuan KJS.

Bantuan sosial yang diterimanya yakni berupa uang Rp3 juta per tahun dan cair secara bertahap setiap tiga bulan sekali. Mbah Dasmi pun mengatakan memanfaatkan bantuan itu untuk berobat. Setiap hari, Mbah Dasmi mengatakan bahwa ia harus minum obat. Jika tidak, perut dan sejumlah bagian tubuhnya akan terasa sakit. Ia mengaku begitu bersyukur bisa mendapatkan bantuan itu sehingga bisa meringankan beban hidupnya.

Bantuan KJS Dipakai Biaya Berobat

Rumyati, warga Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang pun merasakan hal yang sama. Ia mengaku sangat bersyukur bisa menjadi salah satu penerima bantuan. Hal ini tentu karena kondisi kehidupannya yang memang sangat membutuhkan bantuan. 

Keterbatasan penglihatan membuatnya tak bisa leluasa dalam beraktivitas. Selain itu, ia pun terkena gangguan syaraf. Sehari-hari, Rumyati hidup di rumah berdinding papan kayu. 

"Tidak kerja, karena kalau kumat sakit di kepala dan kaki. Tiap hari momong cucu," ungkapnya.

Rumyati telah menerima KJS sejak setahun lalu. Uang yang diterimanya tiga bulan sekali itu dimanfaatkan untuk berobat dan biaya makan sehari-hari.

"Uangnya untuk beli obat kalau lagi kumat. Sisanya buat makan. Alhamdulillah dapat bantuan, dulu-dulu tidak pernah dapat bantuan, baru kali ini (KJS)," tambahnya.

Bantuan KJS untuk Kebutuhan Sehari-hari

Bukan hanya itu, Rita, penerima KJS asal Poncol, Kota Pekalongan, yang bernasib malang karena mengalami gangguan saraf sejak balita. Ia diasuh bibinya, Irah Septiati. Rita bahkan nyaris tidak pernah ke luar rumah hingga usianya ke 30 tahun. Hari-harinya dihabiskan di sebuah ruangan kecil di balik toko oleh-oleh milik Irah.

Irah mengatakan, ia merawat Rita sejak kecil. Bahkan, Rita sudah menganggapnya layaknya ibu kandung. Menurut dia, gangguan saraf yang dialami membuat Rita tumbuh tidak normal. Kakinya lumpuh dan organ tubuh yang lain tidak berfungsi sewajarnya. 

"Karena itu, dia mendapat bantuan KJS. Ya, Alhamdulillah bisa buat kebutuhan Rita sehari-hari," tandasnya.

Ganjar Naikkan Bantuan Jadi Rp4,4 Juta per Tahun

KJS merupakan program bantuan sosial tunai dengan sasaran fakir miskin tidak produktif yang belum mendapatkan program perlindungan sosial dari Pemerintah Pusat. Di antaranya penyandang disabilitas (mental retardasi, psikotik dan eks psikotik, disabilitas fisik berat, disabilitas mental). Selain itu, juga berpenyakit kronis, antara lain tuberculosis (TBC), stroke, kanker atau tumor ganas, gagal ginjal dan paru-paru flek.

KJS resmi di launching sejak 2017 lalu. Sesuai hasil keputusan penerima program ini ada sebanyak 12.764 penerima manfaat per tahun. Masing-masing penerima mendapat bantuan sebesar Rp 3 juta per tahun. Keseriusan Gubernur Ganjar dalam memberikan perhatian bagi masyarakat miskin melalui KJS terus dilakukan. Tahun ini, besaran bantuan dinaikan jadi Rp 4,4 juta per tahun. 

Sumber anggaran Program Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) Kartu Jateng Sejahtera (KJS) bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah pada DPA Dinas Sosial setempat.

 

(*)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya