Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah partai politik tengah gencar melakukan penjajakan koalisi. Salah satu parpol yang kerap didatangi adalah Golkar.
NasDem dan PKS misalnya. Kedua parpol tersebut telah berkunjung ke Kantor DPP Golkar. Dalam waktu yang tak berselang lama.
Ketum PKB Muhaimin Iskandar juga telah melakukan pertemuan secara khusus dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto baru-baru ini.
Advertisement
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai wajar apabila Golkar punya daya tarik tersendiri bagi parpol dalam membangun koalisi. Menurut dia, Golkar memang menjadi bagian terpenting dalam membangun pemerintahan.
Baca Juga
Dia mengatakan, kemampuan Golkar sudah tak diragukan lagi. Sudah ditempa zaman sejak orde baru. Banyak orang terlatih bergabung di Golkar. Baik politisi maupun teknokrat banyak terdapat di partai beringin tersebut.
“Pilihan logis Golkar menjadi kunci penting dalam pemerintah dalam membangun negara. Golkar punya banyak sumber daya yang mampu membangun berbagai isu di berbagai level,” ujar Arifki saat dihubungi merdeka.com, Selasa (14/2/2023).
Peluang Golkar menjadi pemimpin koalisi pun sangat besar. Merujuk dari jumlah kursi di parlemen. Golkar hanya kalah dari PDIP. Dia bahkan berada di atas Gerindra.
“Dengan dia bergabung ke koalisi partai lain, tentu Golkar punya ruang sebagai pemimpin koalisi,” imbuhnya.
Arifki juga setuju dengan anggapan Golkar seperti teh botol yang bisa bergabung dengan koalisi manapun. Termasuk, siapapun presiden terpilih di Pemilu 2024 nantinya.
“Makanya siapa pun presidennya, Golkar penting banget berada di pemerintahan. Karena dia lebih berpengalaman di pemerintahan. Kuat di berbagai level. Ini ruang-ruang yang cukup menguntungkan bagi koalisi lain atau pemenang pemilu,” kata dia.
“Karena diungtungkan dengan keberadaan Golkar. Kita lihat pascareformasi Golkar selalu bagian dari pemerintahan, maka itu menguntungkan bagi partai pemenang atau siapa pun presiden terpilih nantinya,” tutur dia.
Soal Capres
Sementara perihal Capres, Arifki menyesalkan, hingga kini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum juga deklrasi calon presiden. Sebab, menurut dia, lebih cepat deklarasi lebih baik bagi demokrasi Indonesia.
Menurut dia, sosok Airlangga punya kinerja yang moncer dalam kepemimpinan di pemerintahan. Salah satunya, kinerja kementerian ekonomi dan penanganan Covid-19 yang dipimpin oleh Airlangga.
Arifki menilai, bukan masalah besar elektabilitas Airlangga tak masuk tiga besar. Sebab, kekuatan Golkar berada di para Calegnya. Partai Golkar, kata dia, tidak menjual populisme dalam kepemimpinannya.
“Seharusnya Golkar manfaatkan ini lebih awal untuk memperkenalkan Airlangga. Kekuatan politik yang dimiliki Golkar dalam berbagai sisi seharusnya dimaksimalkan lebih awal bukan menuggu pencapresan di akhir,” katanya.
Advertisement