Masyarakat Pilih Pengobatan Ida Dayak karena Gratis, BPJS Pastikan Tanggung Pengobatan Patah Tulang

Tak hanya itu, Ghufron menilai bahwa masyarakat tak logis karena lebih memilih pengobatan alternatif Ida Dayak. Sebab, pengobatan yang benar harus berdasarkan bukti medis.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 06 Apr 2023, 14:53 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2023, 14:52 WIB
5 Fakta Ibu Ida Dayak, Viral Karena Pengobatan Alternatif Hingga Bikin Macet Jalan
Pengobatan Ibu Ida Dayak. (Sumber: Instagram/ibu_ida_dayak)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti memastikan pihaknya menanggung pengobatan patah tulang. Hal tersebut untuk merespons pengobatan alternatif Ida Dayak yang bisa didapatkan secara gratis meski belum terbukti secara medis.

"Menanggung apapun. Ini luar biasa ini, apapun (ditanggung) asal secara medis itu ada indikasinya. Artinya tidak ngarang sendiri kalau ngarang sendiri ya enggak masuk," kata Ghufron kepada wartawan di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2023).

Tak hanya itu, Ghufron menilai bahwa masyarakat tak logis karena lebih memilih pengobatan alternatif Ida Dayak. Sebab, pengobatan yang benar harus berdasarkan bukti medis.

"Kalau di kedokteran yang penting ada evidence medicine. Jadi ada buktinya bukan sulap bimsalabim. Dulu ingat enggak Ponari? Semua orang ke sana bahkan sampai ada yang meninggal segala macam. Artinya ya itu masyarakat kita terlalu kurang kritis logis, gitu. Itu harus ditingkatkan kelogisan kekritisan," ujar Ghufron.

Selain itu, Ghufron juga membantah kabar bahwa BPJS susah diakses masyarakat.

"Sekarang saya tanya, akses BPJS sulit itu gimana? jangan cerita zaman dulu lo ya. Zaman sekarang ya terutama dua tahun ini. Itu di mana sulitnya?" kata Ghufron.

Ghufron menjelaskan, BPJS kini sudah semakin mudah digunakan. Sekarang, jika warga ingin berobat, tak perlu lagi membawa foto copy BPJS. Warga hanya perlu membawa KTP jika ingin menikmati layanan kesehatan.

"Tolong kalau di rumah sakit peserta BPJS harus foto copy atau apa, laporkan kepada kami lewat 165 atau lewat WhatsApp tadi di 08118165165 atau lewat Chika atau lewat apa," ujar Ghufron.

"Enggak perlu foto copy, enggak perlu pakai KTP saja bisa, antrd dari rumah saja bisa. Ini luar biasa lho," tambahnya.

 

Pengobatan Alternalif Ida Dayak di Markas Kostrad Cilodong yang Berujung Batal

Pengobatan Ida Dayak
Pengobatan alternatif Ida Dayak di area Kostrad Cilodong, Depok, Senin (3/4/2023), dipadati warga yang ingin mendapatkan kesembuhan. (Liputan6.com/ Dok Ist @Mas_p4rjo)

Belum lama ini viral pengobatan alternatif Ida Dayak di area Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat dipadati warga yang menginginkan kesembuhan.

Sebelumnya beredar informasi yang menyebut, Ida Dayak menggelar pengobatan alternatif pada Senin 3 April dan Selasa 4 April 2023 di GOR Divif 1 Kostrad di Jalan Raya Bogor-Jakarta Km 39 Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Akibat acara pengobatan Ida Dayak tersebut, kawasan Cilodong dan sekitarnya sempat macet.

"Dapet info, siang ini hindari sekitaran Kostrad Cilodong. Ada Bu Ida Dayak lagi pengobatan," kata Wahyu, seorang warga.

"Jalan Raya Bogor macet total dua arah dari jam 6 pagi," kata Adi, warga lainnya.

Ramainya orang yang datang untuk berobat ke Ida Dayak bukan tanpa sebab. Pasalnya, di banyak video yang beredar, Ida Dayak mampu menyembuhkan beragam penyakit.

Yang unik, dalam pengobatannya Ida Dayak tidak pernah meminta imbalan uang alias gratis. Hanya saja minyak bintang dijualnya dengan harga Rp50 ribu.

Meski sudah ramai dipadati warga, pengobatan Alternatif yang dilakukan wanita bernama asli Ida Andriyani di Markas Divisi Infanteri 1/Kostrad, Kota Depok dibatalkan.

Menurut Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad, Mayjen TNI Bobby Rinal, pengobatan Ida Dayak dibatalkan dikarenakan jumlah masyarakat yang hadir cukup banyak. Jumlah tersebut membuat Ida Dayak tidak mampu melayani masyarakat satu persatu.

"Mohon maaf saya mengumumkan, Ibu tidak bersedia atau tidak mampu untuk melakukan pengobatan karena kondisinya ramai," ujar Bobby melalui pengeras suara, Senin 3 April 2023.

Bobby menjelaskan, apabila dilakukan pengobatan satu persatu dengan jumlah masyarakat yang datang cukup banyak, akan membutuhkan waktu cukup lama.

Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya