PMII: Permusuhan Politik SBY-Anas Rusak Nilai Luhur Bangsa

Perseteruan antara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY dengan Anas Urbaningrum dianggap merusak nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 02 Mar 2013, 21:50 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2013, 21:50 WIB
sby-anas130302c.jpg
Perseteruan antara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang mengundurkan diri, dianggap merusak nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Hal itu dikemukakan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Addin Jauharuddin.

"Perang terbuka antara SBY dan Anas Urbaningrum telah merusak nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia dan telah memicu konflik sosial dengan mempertontonkan sikap permusuhan dan kebencian di antara mereka," kata Addin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (2/3/2013).

Menurut dia, seorang tokoh nasional seharusnya dapat menjaga sikap dan perilaku yang terpuji, yaitu dengan saling menghormati dan duduk bersama melakukan musyawarah. Namun, kedua tokoh tersebut malah memberi pelajaran politik yang buruk bagi masyarakat. Terlebih mengingat posisi SBY sebagai seorang Presiden.

"SBY sebagai Presiden seharusnya menjadi simbol negara, pengayom bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya partai politik yang dipimpinnya. Masih sangat banyak persoalan bangsa yang lebih besar dan mendesak untuk ditangani daripada memikirkan partai politik," ujar Addin.

Ia menyarankan agar SBY dan Anas bertemu dan melakukan 'Tabayun' atau mencari kejelasan guna menyelesaikan konflik di antara keduanya. Pihak PMII merasa khawatir jika peselisihan kedua kubu dapat memicu munculnya kerusuhan oleh masing-masing basis pendukung.

Addin menuturkan, bukan hanya SBY-Anas yang memberi contoh buruk dunia poltik kepada rakyat, namun juga beberapa tokoh lainnya.

"Sejumlah tokoh yang kita anggap baik selama ini juga ikut dalam pusaran konfilk, antara lain Mahfud MD. Sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi sebaiknya dia fokus pada tugas dan kewenangannya," ucapnya. (Ant/Frd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya