Sejumlah Mantan Pimpinan KPK Protes, Ngabalin Justru Bela Firli Bahuri

Sejumlah mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beserta perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi. Mereka turut menyuarakan mencopot posisi Firli Bahuri jadi ketua lembaga antirasuah itu di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin 10 April 2023.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Apr 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 18:00 WIB
Mantan pimpinan KPK beserta perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi menuntut Firli Bahuri mundur dari jabatannya sebagai ketua KPK, Senin (10/4/2023). Foto: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com)
Mantan pimpinan KPK beserta perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi menuntut Firli Bahuri mundur dari jabatannya sebagai ketua KPK, Senin (10/4/2023). Foto: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beserta perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi. Mereka turut menyuarakan mencopot posisi Firli Bahuri jadi ketua lembaga antirasuah itu di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin 10 April 2023.

Terkait hal tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mencibir Abraham Samad Cs yang mendesak Firli untuk mundur.

Dia melihat terjadi post power syndrome terhadap mantan pimpinan maupun penyidik KPK yang kontra terhadap Firli.

"Saya kira ini jangan anda salah juga kalau ada yang menilai bahwa semacam terjadi post power syndrome dalam diri mantan-mantan pimpinan penyidik dewas bahkan penasihat ini," kata Ali melalui video, Selasa (11/4).

Ali memahami bahwa penyampaian pendapat adalah hal wajar dalam negara demokrasi. Namun, desakan agar Firli mundur adalah berlebihan.

"Saya kira biasa-biasa saja di alam demokrasi itu, yang jadi persoalan juga orang-orang ini ikut demonstrasi menggelar pamflet spanduk, dan yang lebih gila lagi itu mendesak mundurnya ketua KPK," ucapnya.

Menurut Ali, siapapun berhak memberikan penilaian, terlebih untuk Firli Bahuri. Tapi wajar juga jika ada yang melihat post power syndrome di diri Abraham Samad Cs ini.

"Jadi di alam demokrasi boleh saja orang memberikan penilaian termasuk anda menilai dugaan yang dilakukan Pak Firli atau orang juga menilai anda itu terjadi post power syndrome. Dalam bulan puasa kok ribut-ribut," kata dia.

 

 

Mantan Pimpinan KPK Memprotes

Sebelumnya, masalah di internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali terjadi. Akibatnya, muncul desakan meminta Firli Bahuri dipecat dari jabatan sebagai ketua KPK.

Berdasarkan pantauan merdeka.com, sejumlah mantan pimpinan KPK beserta perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi. Mereka turut menyuarakan "Copot Firli" di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin siang (10/4/2023).

Mantan pimpinan KPK yang turut aksi yakni, Abraham Samad dan Saut Situmorang, mantan Penasihat KPK Abdullah Hehamahua, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid, serta mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana.

"Hari ini kita melaporkan Saudara Firli Bahuri kepada Dewan Pengawas (Dewas) terhadap pelanggaran etika dan pelanggaran kepatuhan yang diduga dilakukan Saudara Firli," kata Samad saat orasi.

Alasan pelaporan tersebut, kata Samad, berkaitan dengan serangkaian dugaan pelanggaran etik perihal pembocoran dokumen yang dilakukan Firli. Bahkan, selain rencana tindaklanjut etik, Samad juga berencana akan melaporkan dugaan tindak pidana yang dilakukan Firli.

"Itu adalah perbuatan pidana yang tidak bisa ditolerir lagi. Dan tindakan itu termasuk tindakan pidana. Oleh karena itu, selain melaporkan Saudara Firli ke Dewas, kita juga akan melaporkan Saudara Firli ke aparat penegak hukum," kata Abraham Samad.

Atas hal tersebut, Abraham Samad berharap kepada Dewas KPK segera memeriksa Firli Bahuri buntut aduan-aduan yang telah dilayangkan sejumlah pihak atas dugaan pelanggaran etik yang dilakukan.

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya