Indeks Kepuasan Pelayanan Haji Capai 90,4 Persen, Kemenag Minta Lansia Jaga Kesehatan

Kementerian Agama Republik Indonesia menyebutkan indeks kepuasan layanan haji sebesar 90,4 persen. Mengingat jemaah haji tahun ini didominasi lansia, Kemenag meminta jemaah untuk menjaga kesehatan selama maupun sesudah menjalani ibadah haji.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 07 Mei 2023, 12:57 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2023, 14:30 WIB
Pasangan jemaah haji lanjut usia (lansia) asal Maluku, Mahmud Sopamena (87) dan Karsum Litiloli (75) di KKHI Madinah. Foto: Darmawan/MCH
Pasangan jemaah haji lanjut usia (lansia) asal Maluku, Mahmud Sopamena (87) dan Karsum Litiloli (75) di KKHI Madinah. Foto: Darmawan/MCH

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Agama Republik Indonesia menyebutkan indeks kepuasan layanan haji sebesar 90,4 persen. Mengingat jemaah haji tahun ini didominasi lansia, Kemenag meminta jemaah untuk menjaga kesehatan selama maupun sesudah menjalani ibadah haji.

Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Kementerian Agama, Wibowo Prasetyo, mengatakan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini merupakan tantangan sebenarnya. Menurutnya, setelah absen selama dua tahun, kini penyelenggaraan haji kembali berjalan normal.

"Alhamdulillah capaian dari indeks kepuasannya cukup baik 90,4 persen, ini yang saya sebut sebagai tantangan," ujar Wibowo kepada Liputan6.com, Jumat (5/5/2023).

Wibowo menjelaskan, indeks kepuasan tersebut merupakan capaian penilaian terbaik dan menjadi sebuah tantangan untuk mempertahankannya.

Tantangan berikutnya yakni, pengelolaan manajemen penyelenggaraan ibadah haji dengan kuota yang kembali normal setelah tidak adanya pembatasan kuota.

"Ini merupakan tantangan yang harus dijawab dengan kerja keras, cerdas, dan kerja yang memunculkan banyak informasi maupun ide, serta gagasan," jelas Wibowo.

Wibowo menyebutkan, penyelenggaraan haji kali ini memiliki dimensi yang berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya terkait dengan jemaah haji lansia. Sebab itu, penyelenggaraan menjadi alasan maupun motivasi kepada petugas untuk memberikan, pelayanan sehingga menyematkan tagline sebagai haji ramah lansia.

"Saya berharap tidak hanya sekadar tagline atau tema tapi juga betul-betul dilaksanakan dengan baik," ucap Wibowo.

Wibowo meminta para petugas dapat memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji lansia. Secara tidak langsung akan turut membantu dalam mempertahankan indeks kepuasan haji.

"Begitupun dengan perpanjang waktu pelunasan supaya dapat menyerap kuota maksimal dengan jemput bola, karena kemungkinan mereka sudah siap tapi terkendala dengan informasi dan lain sebagainya," kata Wibowo.

Wibowo mengingatkan, jemaah haji lansia dapat menjaga kesehatan. Hal itu dikarenakan kondisi cuaca di Arab Saudi memiliki suhu yang cukup panas sehingga jemaah dapat melaksanakan ibadah haji dengan membutuhkan kondisi yang prima.

"Saya kira proses pelaksanaan ibadah haji akan tergantung karena jemaahnya sehat akan meringankan petugas," kata Wibowo.

Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas Dapat Prioritas Pelayanan

Ratusan Jemaah Haji Kloter 2 Tiba di Tanah Air
PPIH membantu salah seorang jemaah haji lansia dengan kursi roda saat tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/8). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Jamaah haji tahun ini yang akan diberangkatkan dari Jawa Barat didominasi jemaah lansia. Sebanyak 30 persen calon jemaah haji Jawa Barat yang memiliki usia hingga 105 tahun.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, Ajam Mustajam mengatakan, jemaah haji tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya dikarenakan para jemaah merupakan kategori lansia. Dari 36.361 jemaah sebanyak 30,25 persen atau sekitar 10.998 jemaah merupakan lansia.

"Bahkan sekitar lima orang jemaah haji Jawa Barat usianya mencapai 100 hingga 105 tahun," ujar Ajam kepada Liputan6.com, Sabtu (6/5/2023).

Ajam menjelaskan, jemaah haji berusia 18 hingga 20 tahun sebanyak 112 orang, 21 hingga 30 tahun sebanyak 1.017 orang, 31 hingga 40 tahun sebanyak 2.576 orang. Untuk usia 61 hingga 70 tahun sebanyak 3.358 orang, 81 hingga 90 tahun sebanyak 471 orang, dan di atas 90 tahun sebanyak 127 orang.

"Untuk jemaah jenis kelamin laki-laki sebanyak 55 persen dan perempuan 45 persen," jelas Ajam.

Adapun jemaah haji akan diberangkatkan dari dua embarkasi yakni Embarkasi Bekasi dan Indramayu. Jemaah haji Jawa Barat diminta untuk tidak membawa barang berlebihan dan disesuaikan dengan koper yang telah disediakan.

"Uniknya ada jamaah yang waktu itu membawa rokok berlebihan dan jamu," ucap Ajam.

Jemaah haji lansia akan terlebih dahulu menjalani pelayanan kesehatan oleh KKP hingga pemeriksaan barang bagasi di Asrama Haji Indramayu. Pemeriksaan custom, imigration, and quarantine (CIQ) dilaksanakan di Bandara Kertajati dikarenakan fasilitas asrama haji belum memungkinkan.

"Bis yang digunakan jemaah ke bandara memiliki fasilitas toilet," papar Ajam.

Jemaah lansia maupun disabilitas akan mendapatkan prioritas pelayanan dokumen, saat kedatangan di asrama haji, penempatan kamar di lantai dasar di setiap asrama haji, penempatan seat dalam bus menuju bandara di kursi yang dekat dengan pintu untuk memudahkan keluar dan masuk.

Selain itu, penempatan seat dalam pesawat di kursi yang dekat dengan pintu untuk memudahkan keluar dan masuk, proporsi jumlah jemaah lanjut usia tidak lebih dari 30 persen pada setiap kloter untuk memudahkan pengendalian dan mendapatkan perhatian.

"Proporsi jumlah kursi roda diatur agar tidak terjadi penumpukan dalam satu kloter," ungkap Ajam.

Selain itu, setiap jemaah menggunakan id card dilengkapi foto dan QR code, berisi tentang nama, nomor paspor, akomodasi, tanggal berangkat dan pulang. Tidak hanya itu, terdapat nama ketua kloter, nomor HP ketua kloter, nama Karom, dan nomor HP karom.

"Memberikan identitas jemaah haji Indonesia yang memudahkan untuk identifikasi melalui aplikasi digital," kata Ajam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya