Peluang Bisnis di Kawasan TOD, MRT Jakarta Hadirkan Hunian Terjangkau untuk Gen Z

MRT Jakarta terus melakukan pengembangan bisnis dalam pembangunan di kawasan Transit Oriented Development (TOD).

oleh Ika Defianti diperbarui 08 Jun 2023, 03:30 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2023, 18:03 WIB
MRT Jakarta Targetkan 65 Ribu Penumpang Tiap Hari di 2021
Penumpang menunggu untuk menaiki kereta MRT di Stasiun MRT, kawasan Jakarta, Senin (15/2/2021). Mulai 11 Februari 2021, PT MRT Jakarta (Perseroda) memberlakukan jadwal operasional kereta pukul 05.00-22.00 WIB pada Senin-Jumat dan di akhir pekan mulai pukul 06.00-22.00 WIB. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Hunian terjangkau dengan akses transportasi yang mudah di tengah Jakarta menjadi hal yang diidamkan oleh para pekerja dari kota penyangga. Namun, tingginya harga properti di Ibu Kota menjadi salah satu faktor utama ketakutan masyarakat khususnya para anak muda untuk memiliki tempat tinggal.

Karena itu, PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta berencana menyediakan hunian terjangkau di kawasan Transit Oriented Development (TOD) dengan target pasarnya yaitu Gen Z atau generasi yang lahir pada tahun 1997-2012.

"Karena sekarang sudah kelihatan Gen Z ini sudah mulai demen (suka) naik transportasi publik dibandingkan bawa mobil sudah malas capek, malas ribet," kata Kepala TOD Business Generation Department PT MRT Jakarta, Raihan Kusuma di Wisma Nusantara, Rabu (31/5/2023).

Dia menyebut hunian sekitar TOD akan memberikan kemudahan para penghuninya. Misalnya efisiensi waktu perjalanan dan akses transportasi umum khususnya MRT dengan perkiraan 10 menit berjalan kaki.

Sebab fungsi TOD MRT Jakarta yaitu menggabungkan banyak fungsi dalam satu kawasan, yang tidak hanya terfokus pada stasiun. Namun juga memperhatikan kegiatan publik dan akses yang terintegrasi.

Selain itu, Raihan mengharapkan adanya hunian terjangkau tersebut dapat mengembalikan orang Jakarta yang memilih hunian di berbagai pinggiran Kota Jakarta. Lahan untuk pembangunan hunian, MRT Jakarta memanfaatkan aset milik Pemprov DKI Jakarta yang bekerja sama dengan operator properti.

"Karena lahannya udah milik Pemprov, sehingga kita bisa meminimalisir cost dari pembangunannya juga kita bisa mendevelop product yang lebih afordable," ucapnya.

Hunian yang disediakan nantinya berkonsep sewa co-living disebut Alaspadu dan kepemilikan atau kelas apartemen atau Rumahpadu untuk kelas menengah. Sepanjang 2022, terdapat 750 unit Alaspadu dan tahun 2023 ditargetkan sebanyak 2.000 unit baru.

Selain itu dalam penyediaan hunian di kawasan TOD, MRT Jakarta juga mengakuisisi rumah, ruko, gudang, hingga perkantoran yang sudah tidak dimanfaatkan. "Proses akuisisi sejumlah bangunan yang kosong atau tidak dimanfaatkan di sejumlah kawasan Stasiun MRT telah berjalan tahun ini," lanjut Raihan.

Syarat Mendapatkan Hunian di TOD MRT Jakarta

Ibu Kota Pindah, Pembangunan MRT Jakarta Tetap Berlanjut
Aktivitas proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2A CP201 di Kawasan Glodok, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saat ini hunian Alaspadu tersebar di sekitar tiga stasiun MRT Jakarta, yaitu Rukita Kudus Menteng yang berjarak sekitar 350 meter dari Stasiun Dukuh Atas BNI. Lalu, Rukita Jack’s House Melawai yang berjarak 290 meter dari Stasiun Blok M BCA, dan COVE Sky Cipete yang berjarak 700 meter dari Stasiun Cipete Raya.

Sedangkan untuk Rumapadu ada di One Bell Park Apartment sebanyak 320 unit yang berjarak sekitar 1,6 kilometer dari Stasiun Fatmawati.

"Hunian terjangkaunya MRT itu berada di segmen Rp 7-20 juta gajinya, kalau kita lihat Bappenas, 30 persen gaji mereka itu di spent untuk hunian, di mana cicilannya itu which is di sekitaran Rp 5-7 juta," paparnya.

Sementara itu untuk mendapatkan hunian tersebut terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi melalui sistem pendaftaran. Raihan menyebut hal tersebut untuk menghindari salah sasaran yang ujungnya hanya difungsikan sebagai investasi pemiliknya.

"Kami juga tidak akan mau seperti apartemen kelas menengah ke atas, yang banyak terjual tapi kosong. Kami enggak mau jual hanya untuk sekadar investasi. Jadi sistemnya mungkin kayak yang sudah diterapkan di DP 0, harus ada pendaftarannya, dan tidak boleh dijual ke sembarangan orang, harus ada persetujuan dari MRT," Raihan menandaskan.

Infografis MRT Era Baru Warga Jakarta
Infografis MRT Era Baru Warga Jakarta. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya