Jubir Anies Baswedan Minta JIS Tak Dipolitisasi

Pemerintah, kata Surya perlu segera berhenti politisasi JIS.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 05 Jul 2023, 11:02 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2023, 11:02 WIB
Stadion JIS
Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (4/7/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Juru bicara Anies Baswedan Surya Tjandra meminta agar polemik Jakarta International Stadium (JIS) tak dipolitisasi. Surya yakin inspeksi ini dilakukan hanya untuk politisasi pencapresan Anies Baswedan.

Sebab saat pemerintah melakukan inspeksi hanya difokuskan pada rencana perbaikan rumput stadion yang bahkan banyak digunakan oleh stadion internasional lainnya serta disebut tak sesuai standar FIFA.

“Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan” kata Surya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/7/2023).

Surya juga menyoroti sikap dua menteri yang langsung mengundang kontraktor rumput untuk memeriksa rumput JIS. Padahal seharusnya yang bisa menilai layak apa tidak adalah FIFA.

“Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode kok bisa rumput yang di sampling, justru yang di luar garis batas pertandingan?” tanya dia.

Hal lain yang aneh adalah ketika proses evaluasi saja belum selesai, apalagi tender, Menteri PUPR sudah bawa kontraktor. Seolah-olah telah ditunjuk untuk mengerjakan renovasi rumput.

“Lebih parah lagi, baru sekali berkunjung tiba-tiba sudah keluar nilai proyek Rp 6 miliar. Ini mau perbaiki JIS atau mau cari proyek rumput?” ujarnya.

Dia menyebut jika alasannya karena fasilitas parkir, FIFA stadium guideline tidak menyebut batas minimal parkir yang harus disediakan. Arahan umumnya adalah pada penggunaan transportasi publik dan modal split.

“JIS sendiri saat ini memiliki 1.200 parkir yang diprioritaskan untuk Tim, Penonton dengan disabilitas, VVIP dan Undangan khusus. JIS juga didukung kantong parkir yang berada di area sekitar, seperti RS Sulianto Saroso, Kemayoran dan Ancol,” ujar dia.

Pemerintah, lanjut dia, perlu segera berhenti politisasi JIS. Tidak hanya ini bertentangan dengan akal sehat, tetapi juga potensi penghamburan keuangan negara.

"Jangan sampai hanya karena syahwat kekuasaan yang berlebihan, kita merusak demokrasi dan terutama mendiskreditkan karya anak bangsa sendiri," imbuh dia.

 

JakPro Tak Diajak Inspeksi JIS?

Lapangan sepak bola Jakarta Internasional Stadium (JIS) tidak sesuai standar FIFA.
Lapangan sepak bola Jakarta Internasional Stadium (JIS) tidak sesuai standar FIFA.

Surya juga mengaku mendapat kabar jika PT Jakarta Propertindo (JakPro) tidak diajak untuk melakukan inspeksi da diambil alih oleh pemerintah pusat. 

“Jadi niatnya seperti memang mau bikin drama, bukan survei teknis. Sementara PT KRP kan kebanyakan bikin lapangan golf, lihat saja semua proyeknya lapangan golf. Satu lapangan bola terkenal cuma Gelora Bung Karno, jadi saya bingung kenapa dia bisa dapat GBK ya?” ucap dia.

JIS sendiri, lanjut Surya, dibangun sepenuhnya oleh tenaga kerja anak bangsa dibantu konsultan Buro Happold yang juga membangun Tottenham Hotspurs Stadium, di Inggris. Sehingga desainnya tentu mengikuti standar dan FIFA Stadium Guideline yang juga digunakan di Tottenham Hotspurs Stadium.

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya