Liputan6.com, Jakarta Pencopotan dan penurunan baliho bergambar Ganjar Pranowo di Muara Taweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah oleh pihak TNI mengundang protes dari pendukung calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan itu. Salah satunya yakni Guntur Romli, yang merupakan Ketua Umum Ganjarian.
Guntur Romli menyebut tindakan TNI yang mencopot baliho Ganjar Pranowo bisa mencederai asas netralitas aparat militer. Apalagi, menurut Guntur, berdasarkan informasi informasi yang diperolehnya, penurunan baliho Ganjar Pranowo dilakukan pihak Danramil Muara Taweh atas perintah dari Dandim Barito Utara.
"Saya enggak tahu alasan pencopotan itu. Tapi yang mencurigakan kenapa pihak TNI yang mencopot? Apa urusannya TNI dengan baliho?" ujar Guntur Romli, Minggu (16/7/2023).
Advertisement
Bagi Guntur, pencopotan baliho calon presiden yang dilakukan pihak militer struktural justru bisa menimbulkan persepsi negatif. Sebab undang-undang mengharuskan TNI bersikap netral.
Menurut Guntur, jika perlu ada penertiban baliho, maka yang berhak melakukannya adalah aparat pemerintah daerah dengan aparat sipilnya seperti Satpol PP, bukan pihak militer.
"Kesannya pencopotan baliho itu merupakan tindakan titipan agar sosialisasi tentang Ganjar Pranowo sebagai bacapres di Barito Utara terhambat," kata Guntur.
Guntur beranggapan, pencopotan baliho Ganjar Pranowo bagian dari usaha membungkam aspirasi masyarakat Barito Utara menentukan pilihan politiknya.
"Aparat TNI di Barito Utara jangan bertindak berlebihan, apalagi bertindak di luar wewenangnya. Jangan juga dengan alasan menjaga ketertiban justru malah menjadi pembungkam aspirasi masyarakat," ujar Guntur.
Pencopotan Baliho Ganjar Viral di Media Sosial
Diketahui, viral video berdurasi 31 detik yang memperlihatkan aksi penurunan baliho bergambar Ganjar Pranowo.
Dalam video yang beredar dinarasikan bahwa oknum TNI ancam relawan copot baliho Ganjar Pranowo, demokrasi dibungkam oknum Komandan TNI di Muara Taweh, Kalimatan Utara.
Oknum Komandan TNI bernama Edi Purwoko memaksa baliho Ganjar Pranowo diturunkan secara sepihak. Oknum mengancam relawan, saya pecahkan kepalanya kalau masih berani pasang. Panwaslu dipaksa hadir menyaksikan penurunan baliho tersebut, padahal pemasangan baliho sah-sah saja karena belum masa kampanye.
"Apa Komandan ini anti Ganjar Pranowo? atau ada perintah untuk membela capres lain?" demikian narasi video viral tersebut.
Advertisement