Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mendukung peningkatan kualitas pendidikan lembaga pendidikan Islam di Aceh atau yang biasa disenut dayah. Salah satunya, dengan menyalurkan 55 unit laptop serta perangkat laboratorium agar para santri yang menuntut ilmu di dayah bisa menggunakan teknologi digital serta siap menghadapi dunia kerja.
Serah terima bantuan langsung dilakukan oleh Anggota Badan Pelaksana BPKH Amri Yusuf. Mereka penerima bantuan adalah Dayah Zuhratul ‘Aziziyah dan Dayah Asaasunnajah di Kabupaten Aceh Besar.
Baca Juga
“Kita berharap adik-adik kita yang sekarang lagi nyantri, proses belajar mengajar bisa lebih efektif dan mereka bisa mengikuti tren perkembangan digital dalam dunia pendidikan,” kata Amri, seperti dikutip Jumat (21/7/2023) .
Advertisement
Ia menjelaskan, bantuan tersebut merupakan program kemaslahatan BPKH untuk mendukung penguatan dan peningkatan kualitas pendidikan. Penggunaan bantuan ini diharapkan dapat lebih optimal dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar di dua dayah tersebut.
Apalagi, kata dia, laboratorium komputer tersebut juga akan memudahkan para santri apabila ada ujian praktikum terkait teknologi informasi dan komunikasi, atau bahkan dalam mengikuti ujian nasional berbasis komputer.
“Kita berharap bantuan ini bisa memotivasi dua dayah ini untuk bisa lebih berkembang dan lebih maju, dan menjadi model dalam proses belajar mengajar di lingkungan dayah di Aceh,” ujar dia.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Adopsi Tren Digitalisasi
Menurut Amri, saat ini semua lembaga pendidikan telah mengadopsi tren digitalisasi sebagai salah satu instrumen pendidikan. Apalagi, lembaga pendidikan umum dan swasta yang memang sudah sangat akrab dengan teknologi digital.
Atas dasar itu, kata Amri, program pendidikan di lingkungan dayah di Aceh yang lahir dari swadaya masyarakat juga harus melakukan hal yang sama, dengan tidak lagi menerapkan belajar mengajar secara konvensional tetapi mengarah kepada penggunaan teknologi digital.
“Kita melihat Aceh ini unik, masyarakat cukup kuat religiusitasnya, maka program batuan komputer ini diharapkan bisa membantu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar,” harap dia.
Amri percaya, banyak tantangan yang harus dihadapi para generasi penerus bangsa. Sebab keterampilan lama yang sudah usang dan tidak bisa digunakan lagi untuk menjemput masa depan.
“Dengan perkembangan teknologi digital ini, maka ada teknologi baru yang mereka harus miliki sehingga mereka bisa tetap relevan, tetap eksis, sehingga ketika masuk dunia kerja maka mereka lebih siap,” dia menandasi.
Advertisement
![](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)