BMKG Tingkatkan Kewaspadaan, Sesar Opak Yogyakarta Masih Aktif dan Berpotensi Gempa

Dwikorita mengungkapkan, saat ini mulai tampak gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan magnitudo 6,0 yang mengguncang Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023 lalu.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 04 Agu 2023, 14:29 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2023, 14:28 WIB
Ketua BMKG Dwikorita hadir di Third Multi-Hazard Early Warning Conference di Bali pada Senin 23 Mei 2022.
Ketua BMKG Dwikorita Karnawati ikut menjadi pembuka Third Multi-Hazard Early Warning Conference di Bali pada Senin 23 Mei 2022. Turut hadir pula Mami Mazutori, ketua United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR). Dok: YouTube/World Meteorological Organization - WMO

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi gempa yang terjadi akibat Sesar Opak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Provinsi DIY, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak.

"Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak," kata Dwikorita lewat akun Twitter Humas BMKG, @InfoHumasBMKG dikutip Jumat (4/8/2023).

Menurut Dwikorita, Sungai Opak berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dengan muara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul, DIY. Ia mengatakan, aktivitas Sesar Opak pernah menyebabkan gempa bumi pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang.

"Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini masih aktif dan belum berhenti aktivitasnya. Sedangkan di Samudra Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif," tambah Dwikorita.

Dwikorita menambahkan, saat ini mulai tampak gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan magnitudo 6,0 yang mengguncang Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023 lalu.

Meski gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan, namun kewaspadaan, antisipasi, serta mitigitasi harus ditingkatkan.

"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiap-siagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," tegasnya.

Tak cuma gempa, kata Dwikorita, ada potensi tsunami setinggi 8-10 meter yang bisa menerjang pantai Selatan Jawa. Karena itu, menurutnya, pelatihan mitigasi kebencanaan kepada masyarakat di DIY harus terus dilakukan secara berkelanjutan.

"Langkah ini penting untuk terus meningkatkan ketangguhan yang berkelanjutan (sustainable resilience)," kata Dwikorita.

Sementara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan ketangguhan mitigasi sangat diperlukan.

BNPB, kata dia, sudah menjalin kerja sama dan bertukar ilmu serta pengalaman dengan negara-negara ASEAN terkait mitigasi kebencanaan.

"Terkait penanggulangan bencana, kami telah bekerjasama dengan seluruh negara yang ada di wilayah ASEAN ini. Semuanya sudah terjalin dengan kokoh dengan saling membantu jika terjadi bencana di negara-negara kawasan Asia Tenggara," tuturnya.

Bantul Diguncang Gempa Magnitudo 6,0 pada 30 Juni 2023

Dampak gempa Bantul, M 6,4. (Foto: Liputan6.com/Hendro/Istimewa)
Dampak gempa Bantul, M 6,4. (Foto: Liputan6.com/Hendro/Istimewa)

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyampaikan bahwa situasi di Kabupaten Bantul kondusif setelah gempa bumi dengan magnitudo 6,0 yang terjadi pada Jumat (30/6) malam di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Situasi Bantul sekarang sudah kondusif. Bahkan sejak tadi malam sebenarnya tidak dirasakan secara masif dampak dari gempanya," kata Komandan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Bantul Aka Luk Luk Firmansyah di Bantul, Sabtu 2 Juli 2023.

Dia mengatakan bahwa pelayanan listrik, air, dan telekomunikasi berjalan normal di wilayah Kabupaten Bantul.

"Untuk rumah yang mengalami kerusakan juga pagi harinya langsung dilakukan gotong royong (untuk memperbaiki), karena kerusakannya hanya ringan," katanya, dikutip Antara.

Aka Luk Luk mengatakan bahwa ada setidaknya 57 bangunan, sebagian besar rumah, yang terdampak gempa bumi di wilayah Kabupaten Bantul.

Namun, menurut dia, bangunan-bangunan yang terdampak gempa bumi umumnya hanya mengalami kerusakan ringan.

Di antara bangunan yang terdampak gempa ada yang dilaporkan roboh temboknya, tetapi kerusakan itu tidak sampai menyebabkan bangunan utama rumah roboh.

"Sebagian besar itu kerusakannya rusak ringan. Jadi kami sampaikan bahwa di Bantul ini kerusakannya ringan, artinya bangunan utama masih utuh, kalau tembok hanya retak retak, genteng hanya melorot, tapi secara umum bangunan utama masih utuh," kata Aka Luk Luk.

Dia mengemukakan bahwa gempa bumi berdampak pada 13 dari 17 wilayah kecamatan di Kabupaten Bantul. Menurut dia, dampak gempa tidak terpusat di area tertentu, tetapi sporadis.

"Selain rumah, ada tiang listrik patah, kemudian Balai Rehabilitasi di Pundong juga terdampak, namun hanya gentengnya saja. Jadi secara umum rumah (yang rusak), tetapi kerusakan ringan," katanya.

Dia mengatakan bahwa gempa bumi juga menyebabkan delapan orang terluka. Selain itu, ada satu orang yang meninggal dunia karena mengalami serangan jantung saat gempa.

"Pada semua sudah dilakukan penanganan medis lebih lanjut di rumah sakit, satu rawat inap dan yang lain rawat jalan. Yang rawat inap karena ada keretakan pada kaki, (karena) jatuh saat evakuasi," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya