Sumur Bor yang Picu Semburan Air Campur Gas di Bogor Tidak Berizin

DLH Kabupaten Bogor menyayangkan pemilik kosan melakukan pengeboran tanpa dilengkapi dengan surat izin pengeboran air tanah. Padahal, kedalaman pengeboran diketahui hingga mencapai 125 meter.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 12 Okt 2023, 20:25 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2023, 20:25 WIB
Sumur Bor di Bogor Memicu Semburan Air Campur Gas
Sumur bor di Kampung Leuwikotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor memicu semburan air bercampur gas metana. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Semburan air bercampur gas metana di Kampung Leuwikotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, sudah berhenti, Kamis (12/10/2023) siang.

Kendati demikian, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor meminta pemilik lahan menghentikan aktivitas pengeboran di area tersebut. Sebab, jika dalam sumur bor itu mengandung gas metana maka akan mudah terbakar.

"Itu biasa terjadi di TPA (tempat penampungan akhir sampah) yang menyimpan juga metana. Makanya kalau lahan bekas TPA selama 25 tahun itu jangan diapa-apain dulu, sampai kandungan metananya habis. Di sini juga sama," ucap Kepala Subko Penegakan Hukum DLH Kabupaten Bogor, Dyan Heru, di lokasi semburan sumur bor, Kamis (12/10/2023).

Menurutnya sumber gas metana bisa berasal dari pembusukan limbah organik dan kotoran hewan yang tertimbun kemudian terfermentasi oleh mikroorganisme bakteri.

"Gas ini terperangkap di dalam tanah. Ketika dibor menyembur bersamaan dengan air," kata dia.

Dyan menyayangkan pemilik kosan melakukan pengeboran tanpa dilengkapi dengan surat izin pengeboran air tanah. Padahal, kedalaman pengeboran diketahui hingga mencapai 125 meter.

"Kalau kedalaman 125 meter itu memang harus ada izinnya, karena bukan air permukaan lagi kalau sedalam itu. Tapi ini kewenangannya ESDM ya," kata dia.

Senada juga disampaikan Camat Sukaraja Ria Marlisa, bahwa aktivitas pengeboran air tanah di dalam kosan tidak memiliki izin.

"Memang pemilik mengakui tidak memiliki izin pengeboran air padahal pengeboran cukup dalam," ucapnya.

Keterangan dari pemilik kosan, air sumur bor itu rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para penghuni kosan. Tercatat ada 61 jiwa yang menempati kosan tersebut.

"Untuk konsumsi, karena musim kemarau sumur-sumur di wilayah Sukaraja kering. Termasuk yang di kosan ini. Untuk mensupport air di lingkungannya, maka bikin sumur bor tapi ternyata terlalu dalam hingga menyembur air dan gas," pungkasnya. 

Gegerkan Warga

Warga Kampung Leuwikotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, sempat dihebohkan hasil pengeboran air tanah yang diduga mengeluarkan gas.

Camat Sukaraja Ria Marlisa mengatakan, semburan air tanah yang diduga bercampur gas terjadi saat para pekerja mengebor sumur di sebuah kontrakan pada Rabu (11/10/2023) sekitar pukul 15.00 WIB.

 "Awalnya pekerja sedang mengebor sumur untuk mencari sumber air di kedalaman 125 meter, pas alat bor diangkat air menyembur deras," kata Ria, ditemui di lokasi, Kamis (12/10/2023).

Anehnya, air menyembur hingga setinggi kurang lebih 20 meter dan mengeluarkan bau mirip gas.

"Pekerja sudah 4 kali ngebor tapi ga keluar air, lalu di kedalaman 125 meter baru keluar air deras tapi juga keluar bau. Pekerja juga panik," ucapnya.

Dari hasil pengecekan dari Perusahaan Gas Negara (PGN) pada Rabu malam, diduga semburan air sumur mengandung gas metana.

"Semalam PGN sudah ngecek dan menduga ada unsur metana. Semalam baunya menyengat seperti gas," kata dia.

Diperiksa Laboratorium

Menurutnya pihak ESDM sudah mengambil sampel untuk diperiksa di laboratorium.

Pemeriksaan untuk memastikan kandungan mineral yang ada di air sumur bor tersebut.

"(ESDM) sudah mengambil sampel untuk hasil selanjutnya akan ditindak lanjuti oleh mereka. Sementara kami diminta untuk mengevakuasi warga sampai tujuh hari ke depan," kata dia. 

Sementara pantauan di lapangan sekitar pukul 11.45 WIB semburan air bercampur gas mendadak berhenti. Padahal, sebelumnya air dari dalam tanah masih menyembur dengan ketinggian sekitar 5 meter.

"Ketinggian semburan dan bau memang terus menurun. Semalam semburannya tinggi, lalu paginya ketinggian turun dan baunya juga semalem kuat, nanti hilang, nanti bau lagi," ujarnya.

  

61 Orang Mengungsi

Penghuni kosan di Kampung Leuwikotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, mengungsi menyusul terjadi semburan air tanah diduga bercampur gas.

"61 penghuni yang tinggal di kosan itu sudah pindah dari sini. Sementara beberapa mengungsi ke keluarga terdekat," kata Camat Sukaraja Ria Marlisa, Kamis (12/10/2023).

Kendati semburan air diduga bercampur gas sudah berhenti, Kamis siang pukul 11.45 WIB, namun lokasi bekas semburan tetap dijaga petugas gabungan dari kepolisian, Satpol PP, dan BPBD Kabupaten Bogor.

"Tetap akan kami jaga di lokasi sampai 3 hari ke depan untuk memantau situasinya. Khawatirnya nanti tiba-tiba muncul lagi semburan di lokasi serupa," ucap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani.

Adam mengungkapkan kejadian serupa pernah terjadi Parung, namun seminggu kemudian semburan air bercampur gas berhenti dengan sendirinya.

"Hari ini, sekitar jam 11.45 WIB semburan air berhenti setelah menyembur dari hari Rabu sore kemarin," ucapnya.

Terkait kandungan dalam mineral di Leuwikotok, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari Kementerian ESDM.

"Kami masih menunggu hasilnya. Tapi diduga air bercampur gas metana. Gas ini mudah terbakar kalau ada api," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya