Puan Serukan Eksplorasi Pendekatan Inovasi Guna Lindung Hak Anak Korban Perang

Ketua DPR RI, Puan Maharani mendorong seluruh pihak untuk mengeksplorasi pendekatan inovatif guna melindungi anak-anak korban perang.

oleh Fachri pada 08 Feb 2025, 17:55 WIB
Diperbarui 27 Feb 2025, 15:44 WIB
Puan dan Mega.
Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri saat berada di Vatikan. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR RI, Puan Maharani mendorong seluruh pihak untuk mengeksplorasi pendekatan inovatif guna melindungi anak-anak korban perang. 

"Kita perlu mengeksplorasi pendekatan inovatif yang dapat memperkuat hak-hak anak dan menumbuhkan dunia yang lebih aman bagi mereka," ujarnya di Vatikan, Senin (7/2/2025).

Puan mengungkapkan, perang merupakan pelanggaran terbesar terhadap hak-hak anak yang harus segera diatasi dengan menciptakan zona aman di daerah konflik.

"Kita perlu mengintegrasikan program perlindungan anak ke dalam lembaga keagamaan dan budaya. Karena kita berada di era meningkatnya ketegangan geopolitik, seperti di Gaza dan Ukraina," ungkapnya

"Konflik bersenjata yang terus menggusur, merekrut, dan melukai anak-anak pada tingkat yang mengkhawatirkan menjadikan bantuan kemanusiaan tradisional, meskipun diperlukan, tidaklah cukup, sehingga perlu adanya penyediaan tempat berlindung, pendidikan, dan bantuan medis bagi anak-anak korban perang," jelas Puan.

Ia bersama Megawati pun bertemu langsung dengan anak-anak penyintas perang, termasuk Roman Oleksiv, seorang anak Ukraina yang mengalami luka bakar 45 persen akibat serangan Rusia. Puan berharap anak-anak di muka bumi ini tidak lagi menjadi korban perang.

"Anak-anak harus mendapat haknya untuk hidup secara aman. Lebih jauh, kita harus memperlakukan anak-anak tentara sebagai korban, bukan penjahat. Kita harus berinvestasi dalam program rehabilitasi yang membantu mereka berintegrasi kembali ke dalam masyarakat," ujarnya.

 

 

Pendidikan Jadi Kunci

Puan menilai pendidikan adalah kendaraan paling ampuh, termasuk dalam rangka memberdayakan anak, memecahkan masalah eksploitasi dan kemiskinan yang masih mendera sebagian anak di dunia.

"Dukungan dan komitmen kita semua sangat penting karena pendidikan tradisional sering kali gagal untuk menjangkau anak-anak yang paling terpinggirkan, terutama mereka yang berada di zona perang, daerah pedesaan, dan kamp pengungsi," ujarnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya