Meminta Keselamatan dan Keberuntungan di Kuil Osaki Hachimangu, Sendai, Jepang

Ishigaki mengatakan, dalam kepercayaan Shinto, ada banyak dewa dewi sehingga setiap orang bisa memanjatkan doa kepada dewa atau dewi yang ia butuhkan. Sehingga kuil ini juga menjual berbagai macam jimat.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 15 Nov 2023, 08:57 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2023, 08:56 WIB
Gerbang Tori menuju Kuil Osaki Hachimangu
Gerbang Tori menuju Kuil Osaki Hachimangu. (Nila Chrisna).

Liputan6.com, Jakarta - Kuil Osaki Hachimangu adalah tempat di mana orang mencari keselamatan dan keberuntungan. Kuil ini adalah salah satu tempat pemujaan kepercayaan Shinto. Dalam kepercayaan Shinto, mereka percaya dewa dewi turun dari surga dan mereka juga menghormati roh leluhur.

Mereka percaya bahwa setiap benda memiliki ruh atau spirit yang mereka sebut dengan Kami sehingga mereka sangat menghormati alam.

Kuil Osaki Hachimangu sendiri berada di Sendai, Perfektur Miyagi, Jepang. Liputan6.com berkesempatan mengunjungi kuil itu dengan terbang dari Jakarta ke Jepang menggunakan Japan Airlines atas undangan Japan National Tourism Organisation pada Rabu, 8 November 2023 dan mendarat di Bandara Narita, Jepang.

"Kapan saja orang bisa datang, bisa setiap hari atau beberapa hari," kata Biksu Ishigaki kepada Liputan6.com saat berkunjung ke kuil tersebut.

Ishigaki mengatakan, dalam kepercayaan Shinto, ada banyak dewa dewi sehingga setiap orang bisa memanjatkan doa kepada dewa atau dewi yang ia butuhkan. Sehingga kuil ini juga menjual berbagai macam jimat.

"Ada untuk keselamatan melahirkan, ada untuk keberuntungan, kelulusan dan lainnya," ujar dia.

Ada pula masyarakat Jepang yang menggantungkan kayu dengan lukisan kuda di depan kuil dan menuliskan harapan mereka di kayu tersebut.

"Zaman dahulu kita mempersembahkan kuda kepada para dewa, tapi sekarang menggunakan kuda kayu lalu kita tulis keinginan kita lalu kita bakar untuk persembahan dewa," kata dia.

 

Masyarakat Jepang menggantungkan kayu bergambar kuda di depan kuil Osaki Hachimangu dan menuliskan harapan mereka di kayu tersebut. (Nila Chrisna).
Masyarakat Jepang menggantungkan kayu bergambar kuda di depan kuil Osaki Hachimangu dan menuliskan harapan mereka di kayu tersebut. (Nila Chrisna).

Ada tiga dewa yang diabadikan di Kuil Osaki Hachimangu, yaitu Kaisar Ojin (200-310), Kaisar Chuai (149-200) dan istrinya Jingu (169-269). 

Kuil ini sempat dipindahkan sebanyak 3 kali. Yaitu di Iwate, Osaki dan terakhir di Sendai. 

Selama periode Heian (794 - 185), Shogun Sakanou Tamuramaro dikirim untuk menaklukkan suku-suku di timur laut Jepang dan mendirikan kuil Hachimangu di Prefektur Iwate.

Kemudian, selama periode Muromachi (1336-1573), keluarga Osaki, yang memerintah prefektur Miyagi Utara, memindahkan kuil ke Tajiri saat ini, kota Osaki, dan beribadah di sana selama tiga belas generasi selama 250 tahun.

Lalu pada zaman Edo (1603-1867), ketika Date Masamune (1567-1636) mendirikan Sendai, daerah ini ditetapkan sebagai daerah suci. Sehingga kuil Osaki Hachimangu dipindahkan dan dibangun pada tahun 1607 sebagai penjaga wilayah Sendai dan untuk perlindungan ilahi bagi keluarga Date yang berkuasa.

 

Kuil Osaki Hachimangu tampak hitam pekat
Kuil Osaki Hachimangu tampak hitam pekat. (Nila Chrisna)

Kuil utama dibangun oleh pengrajin terbaik dari Kyoto pada zaman itu, Osaka dan Wakayama. Para pengrajin ini dipekerjakan oleh klan Toyotomi yang memerintah Jepang pada waktu itu.

Kuil ini memiliki arsitektur yang megah dan indah dari periode Momoyama (1573-1603) yang digagas oleh Toyotomi Hideyoshi (1537-1598), yang menyatukan kembali Jepang di bawah pemerintahannya setelah periode perang saudara yang panjang.

Kemudian pada gerenasi Date, orang-orang berdatangan mengabdikan diri pada dewa-dewa Osaki Hachimangu. Mereka percaya bahwa Kami melindungi mereka dari kejahatan, memberi mereka kesuksesan dan keberuntungan, serta memastikan persalinan yang aman.

Arsitektur Kuil Osaki Hachimangu

Kuil Osaki Hachimangu tampak hitam pekat. (Nila Chrisna)
Kuil Osaki Hachimangu tampak hitam pekat. (Nila Chrisna)

Saat pertama menginjakkan kaki di Kuil Osaki Hachimangu, hal pertama yang kita lihat adalah berbingkai yang digantung di atas gerbang torii yang bertuliskan "Hachimangu" yang ditulis dengan tinta emas yang indah. Untuk bisa menuju kuil tersebut, kita harus menaiki ratusan anak tangga.

Gedung Utama

Bangunan utama kuil menggunakan gaya arsitektur Ishi-no-ma-zukuri, yang berarti ruang pemujaan. Kuil utama saling berhubungan di bawah atap yang sama dalam bentuk huruf H.

Bagian luar bangunan berwarna hitam dengan ukiran emas, memberikan suasana magis pada kuil. Dari kejauhan, kuil itu tampak hitam pekat, namun, jika menengadah ke atas akan melihat gunung warna-warni, lalu ada berbagai patung yang terlihat di sini seperti naga dan bunga yang semuanya berwarna merah.

Gerbang Nino Torii

Gerbang Tori menuju Kuil Osaki Hachimangu
Gerbang Tori menuju Kuil Osaki Hachimangu

Nino Torii adalah gerbang batu yang dibangun pada tahun 1668. Pintu masuknya sedikit lebih kecil dari gapura kuil Shinto, namun, ini adalah satu-satunya Properti Budaya Penting Prefektur Miyagi yang terletak di dalam kuil. Di dekat kuil, terdapat banyak pohon sakura.

Akses Menuju Kuil

Kuil Osaki Hachimangu menjual jimat
Kuil Osaki Hachimangu menjual jimat. (Nila Chrisna).

Dengan Bus

Dari Terminal Bus Stasiun Sendai, naiklah bus dari peron 10 atau 15 menuju Osaki Hachimangu Mae, lalu berjalanlah menuju gerbang Torii.

Dengan Kereta

Dari Stasiun Sendai, naiklah kereta JR Senzan Lokal Yamagata, sampai Stasiun Kunimi. Kemudian 15 menit berjalan kaki ke arah timur.

Dengan Taksi

Dari Stasiun Sendai, berjalanlah ke lantai dasar di mana taksi-taksi berjejer. Saat memesan taksi, katakan saja, "Osaki Hachimangu Onegaishimasu".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya