Pemprov Kalimantan Timur Bersama Negara Seychelles Bahas Ekonomi Biru

Kaltim akan menjadi pendukung utama Ibu Kota Nusantara sehingga harus menyiapkan diri sebagai gerbang dunia atau gate of world.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 01 Des 2023, 01:28 WIB
Diterbitkan 01 Des 2023, 01:28 WIB
Pemprov Kaltim Bersama Negara Seychelles Bahas Ekonomi Biru
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar diskusi kerjasama di bidang kelautan yang membahas tema blue economy (ekonomi biru) bersama Negara Seychelles di Ruang Rapat 2 Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (29/11/2023).

Liputan6.com, Jakarta Ekonomi biru atau blue economy menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Secara umum, ekonomi biru adalah konsep ekonomi yang bertujuan untuk membangun sistem ekonomi yang berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip alami dan lokalitas.

Untuk mewujudkanya dibutuhkan laku kebijakan yang konsekuen yaitu melaksanakan Pasal 33 UUD 1945, yang memprioritaskan pemerataan dan kemakmuran bagi rakyat.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki konsen untuk mengembangkan dan mengimplementasikan ekonomi biru. Salah satunya melalui penyelenggaraan diskusi kerjasama di bidang kelautan bersama Negara Seychelles untuk membahas tema ekonomi biru di Ruang Rapat 2 Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (29/11/2023).

Kegiatan itu dihadiri Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik, Duta Besar Seychelles untuk ASEAN Nico Barito, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni, para asisten, kepala biro dan pimpinan perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi Kaltim, Ketua Badan Percepatan Pengembangan Maratua Dr Hj Meiliana dan perwakilan Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim.

Pj Gubernur Akmal Malik menjelaskan kerja sama yang sempat terjalin antara Provinsi Kaltim dengan Seychelles berkaitan dengan blue economy.

"Kerja sama ini sejalan dengan kebijakan nasional untuk mendorong pembangunan blue economy di daerah," katanya.

Akmal Malik mengatakan, pasca ditetapkannya Kaltim sebagai penyangga ibu kota negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), maka diperlukan langkah dan akselerasi lebih optimal mewujudkan kerja sama kedua belah pihak.

Di antaranya, mereview kerja sama yang sudah terjalin, sebab Seychelles adalah government (pemerintah/negara) sedangkan Kaltim adalah local government (pemerintah daerah/provinsi).

"Dalam aturan kita mengatakan local government memiliki keterbatasan untuk melakukan kerja sama dengan government (negara lain). Sebaliknya, undang-undang mengatur kerja sama hanya antara government dengan government," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kaltim Sebagai Gerbang Dunia ke IKN

Sementara peluang kedepannya adalah Kaltim akan menjadi pendukung utama IKN, maka harus menyiapkan diri sebagai gerbang dunia atau gate of world.

"Masyarakat dunia akan datang ke IKN dan Kaltimlah menjadi daerah pertama yang akan menyambut mereka, sehingga segala potensi harus dimaksimalkan," ungkapnya.

Terlebih kawasan laut Kaltim sangat mendukung dilakukan pembangunan blue economy dan Seychelles bisa menjadi negara yang mendukung program mewujudkan Kaltim sebagai provinsi global berkelas dunia. 

"Membangun blue economy dengan mengembangkan jejaring (koneksi) antarnegara sangat baik bagi Kaltim. Jadi kita perlu network untuk mengembangkan potensi daerah dan menyongsong IKN," urainya.


Kerja Sama Seychelles dan Kalimantan Timur

Dubes Seychelles Untuk ASEAN Nico Barito mengungkapkan Seychelles adalah negara laut dan Kaltim juga memiliki kawasan laut yang luas serta potensial.

"Kerja sama Seychelles dengan Kaltim didukung pemerintah pusat melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Dalam Negeri," ujarnya.  

Secara resmi Republik Seychelles, jelas Nico sebuah negara kepulauan yang mencakup sebuah kepulauan dari 115 pulau di Samudera Hindia dengan luas wilayah laut 1,4 juta kilometer.

"Sumber ekonomi Seychelles dari pariwisata sekitar 50 persen, sisanya dari perikanan, jasa bisnis dan keuangan internasional, bahkan Seychelles menjadi Singapore-nya Afrika," pungkasnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya