Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini kisah tentang Tugu Abel Tasman yang ada di Gunung Marapi, Sumateran Barat menjadi sorotan publik setelah terjadi erupsi pada Minggu 3 Desember 2023. Erupsi Gunung Marapi tersebut membuat puluhan pendaki menjadi korban.
Menurut catatan hingga pukul 21.00 WIB pada Rabu, 6 Desember 2023, total korban jiwa yang meninggal dunia adalah 23 orang. Terdapat 75 pendaki yang tercatat sedang mendaki puncak salah satu gunung paling aktif di Pulau Sumatera tersebut pada Minggu sore, 3 Desember 2023, saat erupsi terjadi.
Advertisement
Baca Juga
Petugas penyelamat gabungan akhirnya bisa menemukan korban hilang terakhir pada Rabu, 6 Desember 2023. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Ichwan Pratama Danda mengonfirmasi, korban terakhir yang ditemukan meninggal dunia telah teridentifikasi.
Advertisement
"Semua korban sudah ditemukan, terakhir satu orang meninggal dunia. Dengan begitu, untuk pencarian dan pertolongan yang dikomandoi rekan Basarnas, sesuai hasil rapat evaluasi tadi dan sudah ditemukan, operasi SAR kita tutup," ujar Ichwan saat dihubungi, dikutip dari rilis BNPB pada Kamis (7/12/2023).
Lalu, salah satu tempat penemuan korban meninggal Gunung Marapi meletus adalah di dekat Tugu Abel Tasman. Dikutip dari akun Instagram @bpbd.kotabukittinggi, diinformasikan bahwa seorang pendaki bernama Yashirli Amri ditemukan meninggal dunia saat tim rescue mencapai Tugu Abel pada Selasa, 5 Desember 2023.
"Posisi terakhir tugu abel survival ditemukan saat tiba dibawah survival sudah kebahabisan oksigen dan untuk keadaan survival MD (Meninggal Dunia)," tulis akun @bpbd.kotabukittinggi.
Saat Gunung Marapi erupsi, ternyata Yashirli Amri sempat membuat video yang diunggah oleh banyak orang ke TikTok. Dalam video tersebut, perempuan itu tampak meminta tolong dan berlumuran abu erupsi sambil memberitahukan keberadaannya di Tugu Abel. Sayang, saat ditemukan ia telah tidak bernyawa.
Usai ditemukannya jasad Yashirli Amri di dekat Tugu Abel Tasman, banyak orang yang bertanya-tanya, apa kisah yang ada di balik tugu tersebut? Siapa sangka, alasan di balik didirikannya tugu tersebut pun tak kalah pilunya. Berikut fakta kisah dibalik Tugu Abel Tasman dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Kisah Abel Tasman di Gunung Marapi
Dihimpun dari berbagai sumber, diketahui Abel Tasman merupakan alumni SMA 6 Padang yang juga anggota komunitas pecinta alam atau Jipala. Saat itu Abel baru menyelesaikan pendidikannya dan melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi dengan 14 temannya.
Berdasarkan pengakuan pendaki yang saat itu bersama Abel Tasman yakni Herwin Sukhavira dan Firdaus Tan Juang, pada 5 Juli 1992, ia dan 9 rekannya yang merupakan gabungan anak pecinta alam akan menaiki Gunung Marapi.
Setelah makan dan beristirahat, mereka bertemu dengan kelompok Rizal dari Pattimura Padang yang berjumlah 5 orang termasuk Abel Tasman dan Sulastri. Bersama-sama, mereka melakukan pendakian untuk ikut ke Simabua, sehingga total pendaki sebanyak 15 orang.
Sesampainya di puncak merpati, beberapa rombongan termasuk Herwin turun lebih dulu untuk menuju Simabua, sedangkan Abel dan Sulastri masih di dekat puncak merpati.
Ketika waktu menunjukkan setidaknya pukul 09.15 WIB, tiba-tiba Gunung Marapi yang awalnya terlihat indah dan tenang, meletus dimulai dengan awan panas bercampur debu dan dentuman suara keras. Orang-orang pun berlarian menuruni puncak merpati.
Saat itu, Abel dan Sulastri berada sekitar 10-15 meter dari Puncak Merpati. Ketika Gunung Marapi sudah berhenti mengeluarkan batu dan asap, pendaki pun berusaha menolong mereka yang terluka akibat peristiwa itu.
Â
Advertisement
2. Abel Tasman Telah Mencapai Puncak
Pendaki lalu mendengar suara minta tolong dari Sulastri. Wanita itu bercerita bahwa ia terkena pecahan batu di bahunya dan sempat pingsan. Ketika tersadar, ia melihat Abel Tasman sudah terkapar di cadas.
Menurut kesaksian salah satu pendaki, batu seukuran bola kaki menerpa samping kepala Abel yang membuatnya langsung terkapar tak bernyawa. Melihat Abel yang sudah tak bernyawa, para pendaki terpaksa turun ke bawah untuk dievakuasi dan mendapatkan perawatan bagi yang terluka.
Ketika semua pendaki sudah turun dan dikumpulkan, disimpulkan hanya satu korban jiwa yang jatuh yakni Abel. Keesokan harinya tepatnya di hari Senin, 6 Juli 1992, Tim SAR melakukan evakuasi pada korban. Menurut otopsi, Abel tewas akibat hantaman benda keras di kepalanya.
Â
3. Tugu Abel Dibuat Puluhan Pendaki
Para pendaki yang lain kemudian membuat tugu Abel setelah dua tahun tragedi tersebut. Atau diketahui pembuatan tugu tersebut dilakukan oleh sekitar 30 orang pendaki pada tanggal 5 Juli 1994.
Para pendaki sengaja membuat tugu tersebut untuk mengenang sosok Abel yang tewas pada peristiwa tersebut.
Sebagai informasi tugu yang ditancap saat ini bukanlah posisi persis tempat Abel meninggal dunia. Karena puncak Merpati tempat Abel tewas sulit untuk digali dan jika digali bisa mengakibatkan tanah longsor.
Alhasil tugu Abel Tasman dibuat dengan posisi yang menyerong menghadap ke puncak Merpati. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan tanda bahwa Abel tengah menghadap ke puncak Merpati.
Advertisement