Siti Atikoh: Pesantren Kawah Candradimuka Santri

Istri Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (27/1/2024).

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 27 Jan 2024, 19:07 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2024, 18:45 WIB
Istri Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh
Istri Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (27/1/2024). (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Istri Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (27/1/2024).

Kehadirannya dalam rangka silahturahmi, doa, dan istighosah bersama, disambut hangat oleh para pengasuh Ponpes Darrun Najah. Tampak ratusan santri dan santriwati juga menyambut kedatangan Atikoh. 

Siti Atikoh yang juga cucu dari KH Hisyam A Karim, pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran itu takjub dengan suasana di Ponpes yang didirikan oleh KH. Achmad Muchtar Ghozali, itu.

"Saya tadi diceritain bu nyai, tentang perjuangan beliau (KH. Achmad Muchtar Ghozali) mulai mendirikan Ponpes Darun Najah. Benar-benar beliau pendirinya dari tangan pertama sehingga bisa berdiri megah seperti ini," kata Atikoh.

Wanita yang tak asing dengan kehidupan pesantren itu mengatakan bahwa dunia pendidikan, khususnya yang berbasis pesantren layaknya kawah candradimuka.

Pasalnya, pesantren tak hanya mendidik santrinya tentang pelajaran agama semata, tapi juga pembentukan karakter hingga pelajaran sekolah pada umumnya.

"Karena pendidikan kepesantrenan adalah kawan candradimuka untuk pembentukan akhlak, ilmu-ilmu yang berkaitan dengan akhirat dan tentu saja juga ilmu duniawi.

Sehingga bisa seimbang semuanya," ujar Atikoh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mampu Bertoleransi

Atikoh yang juga pernah mengenyam pendidikan pesantren itu, menuturkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar di pesantren menjadikan seorang anak mampu bertoleransi dengan rekan sejawatnya.

Oleh karenanya, menyekolahkan anak ke pesantren, menurut Atikoh, adalah anugerah yang luar biasa.

"Di sini juga terbentuk bagaimana anak-anak itu bisa bertoleransi. Karena saudaranya jadi banyak sekali. Jadi tentu para alumni sudah banyak memahami dan orang tua yang menitipkan anaknya di pendidikan pesantren itu tentu merupakan suatu keberkahan, anugerah yang luar biasa," jelas dia.


Menjalin Silahturahmi

Atikoh kemudian menjelaskan kedatangannya ke Ponpes Darun Najah dalam rangka menjalin silaturahmi dan meminta doa restu.

"Yang pertama untuk silaturahmi, kemudian minta doa restu dari pak kiyai, ibu nyai, gus ning, bapak ibu semua, adik-adik santri dan santriwati. Semoga negara kita semakin aman, damai, berkah dan bisa mendapatkan pemimpin yang amanah, yang bisa berjuang bersama-sama untuk kemajuan bangsa dan negara," kata Atikoh.

Dengan bersilaturahmi, kata lulusan S2 Universitas Tokyo ini, maka Allah SWT akan menambah keberkahan dan kelancaran rezeki.

"Karena dengan silaturahmi, tentu kita sering senyum. Kalau kita ngga pernah senyum jadinya kurang bahagia. Selain itu yang terpenting juga kita mendapatkan ilmu. Baik ilmu yang berkaitan habluh minallah, hablu minannas," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya