Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menggelar acara halal bihalal di Auditorium Gedung Kementerian Pertanian (Kementan). Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) sekaligus Ketua Dewan Penasihat ICMI Jimly Asshiddiqie hingga Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais hadir dalam acara tersebut.
Dalam acara yang digelar pada Rabu (1/5/2024) lalu itu, terlihat beberapa tokoh lainnya juga hadir, salah satunya Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Emil Elestianto Dardak. Diketahui Emil juga merupakan penasehat majelis pembangunan daerah ICMI.
Baca Juga
Di hadapan seluruh tamu yang hadir, Emil menyampaikan beberapa hal tentang kondisi sosial politik hari ini, selain organisasi, media sosial menjadi satu katalis penting dalam proses kaderisasi.
Advertisement
"Kami merasakan bahwa ada pergeseran yang difasilitasi oleh media sosial, sehingga dulu kanal-kanal untuk tokoh itu terkurasi melalui organisasi Cipagung, namun kini parpol kalau mencari kader itu yang dicek justru follower instagramnya, bukan kedalaman ideologisnya," kata Emil.
Suami Arumi Bachsin ini berharap bahwa proses kaderisasi yang mengedepankan nilai-nilai ideologi harus diutamakan ke depannya.
"Memang benar ini adalah realita yang dihadapi karena memang kita perlu kursi untuk menang, tetapi kemudian bagaimana kita semua bisa menjaga eksistensi dari proses kaderisasi itu sendiri," kata Emil Dardak.
Keluar dari Zona Nyaman
Di akhir kesempatannya, Emil yang juga saat ini menjabat sebagai presiden EAROPH International mengajak seluruh anggota ICMI untuk berani keluar dari comfort zone atau zona nyaman agar tidak terkungkung dalam pragmatisme media sosial.
"Kami masih meyakini bahwa ruang untuk relevansi intelektualitas masih ada, tinggal bagaimana kita semua sama-sama keluar dari commfot zone tidak terbawa pragmatisme popularitas media sosial semata tapi juga tidak terkungkung dalam konsep menara gading intelektualitas" tutupnya.
Turut hadir dalam acara halal bihalal ini Ketua ICMI Arif Satria, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Prihasto Setyanto, hingga Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah.
Advertisement