PPP Minta MK Konversikan Suaranya Jadi Kursi di DPR Meski Gagal Capai 4 Persen

PPP mengajukan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Tahun 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk pengisian kursi DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Pegunungan, Jumat, (3/5/2024).

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 04 Mei 2024, 10:49 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2024, 10:49 WIB
Hakim MK Anwar Usman tak adili sengketa Pileg PSI, digantikan Hakim Guntur Hamzah.
Hakim MK Anwar Usman tak adili sengketa Pileg PSI, digantikan Hakim Guntur Hamzah. (Winda Nelfira).

Liputan6.com, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengajukan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Tahun 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk pengisian kursi DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Pegunungan, Jumat, (3/5/2024).

Berdasarkan Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024 terkait penetapan hasil pemilu secara nasional, PPP tidak memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen, sehingga PPP tidak bisa mengirim satu pun calon anggota legislatifnya ke Senayan.

Namun dalam permohonannya, PPP ingin MK bisa mengkonversi suara yang didapatnya jadi kursi di DPR sehingga PPP mempunyai perwakilan di legislatif. Alasannya, MK berdasarkan keputusan lain sudah menghapus aturan ambang Parlemen batas 4 persen. 

“Kondisi yang dialami oleh Pemohon tersebut menimbulkan ketidakadilan karena Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 116/PUU-XXI/2023 tertanggal 29 Februari 2024 telah menyatakan ambang batas parlemen 4 persen inkonstitusional dan pemberlakuan penghapusan ambang batas tersebut ditunda di tahun 2024,” kata kuasa hukum Pemohon, Iqbal Tawakkal Pasaribu di Ruang Sidang Pleno Gedung 1 MK, Jakarta Pusat, seperti dikutip Sabtu (4/5/2024). 

Pemohon menjelaskan, PPP memperoleh 5.878.777 suara atau sama dengan 3,87 persen secara nasional, artinya hanya kurang 193.088 suara untuk bisa lolos ambang batas parlemen. Maka dari itu, Pemohon meminta MK mengkonversikan suaranya yang ada menjadi kursi DPR RI agar rakyat yang telah memilih PPP memiliki wakilnya di legislatif.

“Pemohon meminta Mahkamah menyatakan perolehan suara sah sebesar 5.878.777 yang diperoleh berhak dikonversi menjadi kursi DPR RI serta memerintahkan Termohon mengkonversi perolehan suara sah anggota DPR Tahun 2024 yang diperoleh Pemohon sebesar 5.878.777 di Pemilu Tahun 2024 secara nasional menjadi kursi DPR RI,” ujar Iqbal dalam petitumnya.

Jika petitum itu ditolak, Iqbal meminta mahkamah mengabulkan petitum lain yaitu membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota secara Nasional dalam Pemilu Tahun 2024 yang diumumkan secara nasional pada Rabu, 20 Maret 2024 pukul 22.19 WIB hasil pemilihan umum anggota DPR RI Tahun 2024 pada dapil Provinsi Papua Pegunungan (Konversi PT 4 persen) dan anggota DPRD Kabupaten Yahukimo pada Dapil 5. 

“Pemohon juga meminta Mahkamah menetapkan hasil perolehan suara yang benar menurut Pemohon untuk pemilu anggota DPR RI Dapil Papua Pegunungan serta menetapkan hasil perolehan suara Pemohon dan suara partai lainnya yang benar untuk pemilu anggota DPRD Yahukimo Dapil 5 sebagai berikut: PPP perolehan suara yang benar 18.704 suara,” Iqbal menandasi.

Sebagai informasi, permohonan PPP tercatat dengan nomor Perkara Nomor 130-01-17-37/PHPU.DPR-DPRD- XXII/2024 ini disidangkan di Panel 1 yang dipimpin Ketua MK Suhartoyo didampingi Hakim Konstitusi Daniel Yusmic P. Foekh dan Hakim Konstitusi M. Guntur Hamzah. 

Gugat Hasil Pileg 2024 ke MK, PPP Klaim Suaranya Pindah ke Partai Garuda di 35 Dapil

Tim hukum PPP dalam sidang panel 1 sengketa Pileg 2024, Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Tim hukum PPP dalam sidang panel 1 sengketa Pileg 2024, Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Selasa (30/4/2024). (Foto: Tim Humas MK)

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengatakan, telah terjadi perpindahan suara partainya ke Partai Garuda di 35 daerah pemilihan selama Pileg 2024. termasuk salah satunya di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Hal ini disampaikan Kuasa Hukum PPP Gugum Ridho Putra dalam pemeriksaan pendahuluan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Perkara Nomor 173-01-17-26/PHPU.DPR-DPRD-XXII/2024 di Panel 3 Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2024).

"Bahwa persandingan perolehan suara Pemohon dan Partai Garuda terdapat perbedaan antara versi penghitungan Termohon dan Pemohon khususnya pada 35 Dapil tersebar di 19 provinsi salah satunya Provinsi Sulawesi Tengah pada Dapil Sulawesi Tengah," kata Gugum.

Menurut Gugum, praktik pemindahan suara PPP untuk Pemilu anggota DPR pada Dapil Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Tengah terjadi secara tidak sah kepada Partai Garuda.

Diketahui, PPP gagal melaju ke Senayan usai perolehan suaranya secara nasional tak memenuhi ambang batas parlemen 4 persen. Dimana PPP memperoleh suara nasional sebesar 5.878.777 suara atau 3,87 persen.

Ada Kesalahan Penghitungan Suara

Gugum menjelaskan, di Dapil Sulawesi Tengah terjadi perpindahan suara PPP kepada Partai Garuda sebanyak 5.958 suara. PPP mengeklaim perpindahan suara diakibatkan adanya kesalahan penghitungan oleh KPU.

"Perolehan suara Partai Garuda yang semula 136 suara bertambah secara tidak sah menjadi 6.094 suara. Oleh karenanya perolehan suara Pemohon yang semula 34.304 suara berkurang secara tidak sah menjadi 28.346 suara," papar Gugum.

"Perpindahan suara Pemohon tersebut berlanjut hingga rekapitulasi di atasnya hingga tingkat nasional," lanjutnya.

Maka, dalam petitumnya PPP meminta MK mengabulkan permohonan PPP untuk seluruhnya, diantaranya agar MK menetapkan perolehan suara yang benar bagi PPP dan Partai Garuda untuk Pileg Anggota DPR RI 2024 pada Dapil Sulawesi Tengah Provinsi Sulawesi Tengah.

"PPP, Pemohon perolehan suara yang benar 34.306. Partai Garuda perolehan suara yang benar 136 suara," ucapnya.

Infografis Poin-Poin Penting Putusan MK Tolak Gugatan Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Poin-Poin Penting Putusan MK Tolak Gugatan Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya