Menkopolhukam Pastikan Upaya Pembebasan Pilot Susi Air Terus Dilakukan

Menurut Hadi, upaya pembebasan pilot Susi Air tersebut masih dilakukan melalui pendekatan soft approach dengan berkoordinasi dengan tokoh-tokoh yang ada di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 30 Mei 2024, 17:58 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2024, 17:57 WIB
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto bersilaturahmi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2024). Hadi diterima oleh Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud dan Anwar Abbas. (Merdeka.com/ Muhammad Genantan Saputra)
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto bersilaturahmi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2024). Hadi diterima oleh Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud dan Anwar Abbas. (Merdeka.com/ Muhammad Genantan Saputra)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto mengatakan, upaya pembebasan sandera berkebangsaan Selandia Baru yakni Philip Mark Merthens dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) di Papua masih terus dilakukan.

Menurut Hadi, upaya pembebasan pilot Susi Air tersebut masih dilakukan melalui pendekatan soft approach dengan berkoordinasi dengan tokoh-tokoh yang ada di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

"Koordinasi itu dilakukan agar sandera yang berprofesi sebagai pilot di Susi Air dapat segera dibebaskan," kata Hadi di Jayapura, dikutip dari Antara, Kamis (30/5/2024).

Hadi menambahkan, hingga kini aparat kepolisian dan TNI masih melakukan dialog agar untuk membebaskan Philip Mark Merthens dengan selamat.

"Doakan saja agar apa yang kami lakukan dapat membebaskan pilot Susi Air yang sudah ditawan lebih dari setahun," ucap Hadi.

Sebelumnya, pilot Susi Air, Philip Mark Merthens disandera sejak tanggal 7 Februari 2023 lalu sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro. Selain menyandera pilot berkebangsaan Selandia Baru, KKB juga membakar pesawat milik Susi Air yang dikemudikannya.

Kapolda Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri mengaku, ada pihak ketiga yang bermain dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens. Pihak itu diduga memanfaatkan isu penyanderaan untuk kepentingan kelompok dan pribadi, atas nama organisasi perjuangan Papua Merdeka.

Hal tersebut disampaikan Kapolda Papua usai menggelar pertemuan tertutup dengan Atase Kepolisian Selandia Baru, di Polda Papua lama, Kota Jayapura, Senin (26/2/2024) lalu.

 “Ada pihak lain yang memang sengaja menghambat, menghalang-halangi supaya proses negosiasi yang sudah dilakukan dan mau menuju titik temu ini tidak berhasil,” ungkap Fakhiri dalam keteranganya, dikutip Kamis (29/2/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pangdam XVII/Cendrawasih Ungkap Alasan Pembebasan Pilot Susi Air Berjalan Alot

Banner Infografis 1 Tahun Pilot Susi Air Disandera KKB Papua. (Foto: Dok. OPM)
Banner Infografis 1 Tahun Pilot Susi Air Disandera KKB Papua. (Foto: Dok. OPM)

Sudah lebih satu tahun proses pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, masih berjalan alot. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan pihak Indonesia, salah satunya keikutsertaan Kodam XVII/Cendrawasih untuk membebaskan Kapten Philip Mark Mehrtens.

"Kami sejak awal terjadinya penyanderaan, kami terus berupaya melakukan pembebasan. Dengan berbagai pendekatan yang bisa membantu kami melakukan pembebasan itu sendiri," kata Panglima Kodam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan kepada wartawan, Selasa (26/3/2024).

 Berbagai upaya dilakukan seperti berkomunikasi melalui pihak keluarga, tokoh adat, dan gereja yang intensif membantu untuk proses negosiasi dengan pihak KKB yang menyandera pilot Susi Air.

Namun demikian, Izak mengakui negosiasi sampai saat ini masih berjalan alot, karena kesepakatan selalu menemui titik buntu. Akibat permintaan dari KKB yang selalu menuntut untuk melepaskan tanah Papua dari Indonesia.

"Ya gini, setiap mereka membuat pernyataan dengan pilot ini, mereka akan menukar dengan lepasnya Papua dari Indonesia. Saya pikir itu hal yang tidak mungkin. Tidak akan mungkin itu. Kita akan tetap menjaga Papua dalam NKRI," kata dia.

Walaupun negosiasi masih berjalan, Izak menyatakan Pemerintah Selandia Baru telah menyerahkan sepenuhnya proses pembebasan pilot Susi Air kepada pihak Indonesia.

"Duta besar mereka sudah bertemu dengan saya, dan menyampaikan bahwa Pemerintah New Zealand menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia terhadap pembebasan 1 warganya yang sedang ditahan ini," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya