Liputan6.com, Bogor - 24 pasien yang mengalami keracunan makanan masih menjalani perawatan. Gejala keracunan itu muncul setelah warga mengonsumsi makanan yang disediakan saat acara haul warga Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, pada Sabtu 1 Juni 2024.
"Hari ini ada 4 pasien yang semula dirawat di puskesmas dirujuk ke rumah sakit. Jadi total yang masih dirawat 24 pasien, 9 pasien dirawat di rumah sakit dan 15 pasien dirawat di puskesmas," kata Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah, saat meninjau korban keracunan massal di Puskesmas Cipaku, Selasa (4/6/2024).
Syarifah menyebut total korban keracunan sebanyak 93 orang, satu pasien laki-laki diantaranya meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Juliana.
Advertisement
"Awalnya 62 orang, jumlahnya terus bertambah sampai dengan hari ini ada 93 orang. Dan kemarin ada 1 orang meninggal, tapi kami masih selidiki penyebabnya, dia punya penyakit penyerta enggak. Kami tidak ingin kecolongan lagi," kata Syarifah.
Menyusul kejadian tersebut, Pemerintah Kota Bogor menetapkan kejadian luar biasa (KLB) terkait keracunan makanan saat acara haul ini.
Menurutnya, ada beberapa upaya penanggulangan sementara yang telah dilakukan untuk penanganan KLB kasus keracunan makanan ini, Di antaranya melakukan penyelidikan epidemiologi kasus yang dilaporkan dan memantau terus perkembangan kasus dan kemungkinan penambahan jumlah.
"Statusnya KLB. Harus cepat, ambulans, petugas, obat-obatan, tempat tidur, semua harua ada," kata dia.
Sebelumnya 93 warga keracunan massal usai menyantap hidangan acara haul warga Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor pada Sabtu 1 Januari 2024.
"Gejala pusing, mual, muntah mulai dirasakan warga keesokan harinya, ada juga dua yang merasakannya dua hari setelah menyantap makanan itu," kata Syarifah.
Â
Dinkes Pemkot Bogor Selidiki Kasus Keracunan Massal
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan pihaknya masih menyelidiki pemicu warga mengalami gejala keracunan makanan itu. Sampel makanan yang dikonsumsi sudah dikirimkan untuk dilakukan pemeriksaan.
Sri mengaku masih menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan itu. Hasil tersebut baru keluar dua hari mendatang.
"Dicurigai dari telor balado, saat dimakan rasanya asam. Diduga bumbunya sudah basi," pungkasnya. (Achmad Sudarno)
Â
Advertisement